Kualitas udara Jakarta tidak sehat, kurangi aktivitas luar ruang

Estimated read time 1 min read

Jakarta (ANTARA) – Kualitas udara Jakarta tercatat tidak sehat bagi kelompok sensitif pada Sabtu ini, masyarakat dari berbagai kalangan diimbau membatasi aktivitas di luar ruangan, demikian laman IQAir yang diperbarui pukul 05.00 WIB.

IQAir mencatat kualitas udara Jakarta berada di 106 titik dengan tingkat pencemaran PM 2.5 sebesar 40,4 mikrogram per meter kubik, atau 8,1 kali lipat dari nilai pedoman kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Saran kesehatan terkini mengenai pengelolaan kualitas udara mencakup membatasi aktivitas di luar ruangan, termasuk memakai masker bagi orang yang terpapar, menutup jendela untuk menghindari polusi luar ruangan, dan menyalakan filter udara.

Dibandingkan sembilan wilayah lain di Indonesia, kualitas udara Jakarta menempati urutan keempat terburuk setelah Tangsel, Banten (167); Bandung, Jawa Barat (138); dan Pagak, Jawa Timur (131).

Sebelumnya, kualitas udara di Jakarta tercatat selama tiga hari berturut-turut dengan kondisi serupa dengan rata-rata 106 atau lebih buruk pada kelompok terdampak. Kualitas udara dinyatakan tidak sehat bagi individu sensitif jika berada pada kisaran 101-150.

PM 2.5 adalah partikel yang lebih kecil dari 2,5 mikron (mikrometer) di udara, termasuk debu, asap, dan jelaga.

Paparan PM2.5 dalam jangka panjang, yaitu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun, dikaitkan dengan kematian dini, terutama pada penderita penyakit jantung atau paru-paru kronis dan penurunan fungsi paru-paru pada anak-anak.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours