Kualitas udara Jakarta tidak sehat pada Jumat pagi

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Kualitas udara di DKI Jakarta masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif pada Jumat pagi, sehingga diimbau menghindari aktivitas di luar ruangan.

Berdasarkan data situs pemantauan kualitas udara IQAir pada pukul 06.30 WIB, indeks kualitas udara (AQI) Jakarta sebesar 144, angka partikulat halus (PM) 2,5, dan kepadatan pencemaran 53 mikrogram per meter kubik.

Konsentrasi ini setara dengan 10,6 kali nilai pedoman kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Indeks Kualitas Udara menempatkan Jakarta sebagai kota dengan kualitas udara terburuk kelima di dunia.

Di atas Jakarta, kota Medan menjadi kota dengan kualitas udara terburuk keempat, dan Indonesia menduduki dua dari lima kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.

Pertama, kota dengan kualitas udara terburuk di dunia adalah Kinshasa (Kongo) di peringkat 179. Disusul Lahore (Pakistan) di posisi kedua dengan indeks 172 dan Beijing (China) di posisi ketiga dengan indeks 170.

Beberapa wilayah di Jakarta tercatat memiliki kualitas udara dalam kategori tidak sehat, yakni Silandak Barat, Kembangan, dan Jeruk Putu.

Masyarakat juga diimbau mengurangi aktivitas di luar ruangan. Kelompok sensitif juga sebaiknya memakai masker saat berada di luar ruangan, menutup jendela, dan menyalakan filter udara untuk menjaga udara di luar tetap kotor.

Sistem Informasi Lingkungan Hidup dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi DKI Jakarta juga menyatakan Jakarta masuk kategori sedang dengan indeks kualitas udara keseluruhan sebesar 71 untuk pencemaran udara PM2,5.

Kategori sedang adalah tingkat kualitas udara yang tidak mempengaruhi kesehatan manusia atau hewan, namun mempengaruhi sensitifnya tanaman dan nilai estetika

Wilayah pantauan banyak yang memiliki kualitas udara sedang, yakni Bundaran HI, Kelapa Gading, dan Lubang Buaya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours