Kualitas udara Jakarta tidak sehat untuk yang sensitif pada Minggu

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Kualitas udara di DKI Jakarta pada Minggu pagi berada pada tingkat tidak sehat bagi kelompok sensitif, sehingga warga diimbau mengurangi aktivitas luar ruangan.

Berdasarkan data situs pemantauan kualitas udara IQAir, pada pukul 06.30 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta sebesar 142, dengan indeks bahan partikulat (PM) sebesar 2,5 dan konsentrasi konsentrasi Pencemar sebesar 52,2 mikrogram per meter kubik. .

Konsentrasi ini setara dengan 10,4 kali nilai pedoman kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Rekor kualitas udara ini menjadikan Jakarta sebagai kota dengan kualitas udara terburuk ketiga di dunia.

Di peringkat pertama ada Kinshasa (Kongo) yang menjadi kota dengan kualitas udara terburuk di dunia dengan indeks kualitas udara 171. Lalu, Kampala (Uganda) di peringkat kedua dengan indeks 158.

Beberapa wilayah di Jakarta tercatat memiliki kualitas udara tidak sehat, khususnya Kebon Jeruk, Cakung, dan Kuningan.

Masyarakat juga diimbau mengurangi aktivitas di luar ruangan. Kelompok sensitif juga sebaiknya memakai masker saat keluar rumah, menutup jendela untuk mencegah kotornya udara luar, dan menyalakan filter udara.

Sementara itu, Sistem Informasi Lingkungan Hidup dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta juga mencatat, kualitas udara di Jakarta secara umum ditinjau dari pencemaran udara PM2.5 berada pada tingkat rata-rata dengan indeks 73.

Sedang berarti tingkat kualitas udara tidak mempengaruhi kesehatan manusia atau hewan tetapi mempengaruhi sensitifnya tanaman dan nilai estetika.

Beberapa wilayah yang disurvei yaitu Bundaran HI, Jagakarsa, Kelapa Gading, dan Lubang Buaya memiliki kualitas udara sedang.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours