Kualitas udara Jakarta tidak sehat untuk yang sensitif pada Senin

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Hingga Senin (2/9) pagi, kualitas udara di DKI Jakarta masuk dalam kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif sehingga diimbau untuk tidak beraktivitas di luar ruangan.

Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir, pada pukul 06.00 WIB, Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta sebesar 122 dengan kandungan halus (Partikulat/PM) sebesar 43,5 mikrogram per 2,5 meter.

Asumsi ini setara dengan 8,7 kali pedoman kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Nilai AQI sebesar ini menjadikan Jakarta menduduki peringkat ketujuh kualitas udara terburuk di dunia.

Urutan pertama kota dengan udara terburuk di dunia adalah Kinshasa, Kongo dengan indeks kualitas udara 209, disusul Doha, Qatar dengan indeks 175, disusul Lahore, Pakistan. Indeks 144.

Beberapa tempat di Jakarta tercatat memiliki kualitas udara buruk, antara lain Kebon Jeruk, Kemang, Ililandak, Puri Inda, dan Gatot Subroto.

Warga juga diimbau untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan, dan kelompok sensitif sebaiknya memakai masker di luar ruangan, menutup jendela, dan menyalakan filter udara untuk menghindari polusi luar ruangan.

Sementara itu, Sistem Informasi Lingkungan Hidup dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta juga mencatat kualitas udara Jakarta secara keseluruhan untuk udara PM2.5 berada pada kategori sedang dengan kategori indeks sebesar 69.

Kategori sedang mengacu pada tingkat kualitas udara yang tidak mempengaruhi kesehatan manusia atau hewan, namun mempengaruhi sensitifitas tanaman dan nilai estetika di banyak wilayah yang mengalami pencemaran udara buruk, seperti Bundaran HI, Jagakarsa, Kelapa Gading dan Lubang Buaya .

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours