KUR BRI dan Program Pameran Bawa Produsen Keripik Kulit Ikan Rafins Snack Mendunia

Estimated read time 3 min read

Lampung – Stabilitas PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terus mendukung usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dengan dukungan permodalan dan usaha. Salah satunya adalah Pringsew, seorang pastry chef asal Lampung.

Ravi Kahya Ansor, pemilik perusahaan Keripik Kulit Ikan Jajanan Raffin, mengatakan pembiayaan dan bantuan usaha yang diberikan BRI dapat meningkatkan potensi bisnis UMKM.

Pada tahun 2018, seorang pemuda asal Pringsewu, Lampung, memperhatikan bahwa jajanan kulit ikan atau keripik kulit ikan buatan Singapura sangat populer. Meski harga dompet Indonesia tidak murah, namun banyak yang menyukainya.

Ravi kemudian membuat versi lokal dengan menggunakan kulit ikan yang dibeli dari Tanjung Bintan, Lampung. Bumbu tambahan juga dibuat secara lokal, dibeli dari Masala Banten. Hasilnya dikemas dengan label “Raffin’s Snack”.

“Kami memasarkan dengan harga Rp 23.000 untuk kemasan 70 gram,” kata pria berusia 25 tahun yang menjabat sebagai chief executive officer (CEO) dan penelitian dan pengembangan (R&D) Raffin’s Snack.

Memperhatikan situasi permodalan dan melakukan serangkaian penyelidikan, Ravi Kahya Ansar mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR) ke BIS. Ada pula alokasi nominal kredit yang diberikan oleh KUR yang terbagi dalam berbagai tugas dalam pengelolaan usahanya seperti biaya perizinan, pemasaran, dan pengadaan sarana pembuatan produk.

“Angkanya sebagian besar dari bidang perizinan, termasuk BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Kami ikuti persetujuan ini karena penting untuk menunjukkan kualitas produknya. “Juga untuk produksinya, biayanya lebih fleksibel. katanya.

Dari produk intinya yang berbahan dasar kulit ikan, Raffin’s Snack juga merambah ke berbagai produk mulai dari Pisang Coklat, Pisang Keju, Talas Talas, Kentang, Singkong, Keripik Nangka. Di antara produk-produk yang rasanya lezat, telur asin termasuk sebagai bumbu utama Raffin’s Snack.

Masuk ke pasar ekspor

Ravi menuturkan, dengan menjual produknya, ia menjualnya baik di dalam negeri maupun luar negeri. Penjualan nasional meliputi wilayah Jabodetabek, Malang, Surabaya dan Medan. Sementara pasar ekspor telah mencapai Türkiye, Mesir, Kanada, dan Malaysia. Yang terbaru adalah permintaan dari Oslo (Norwegia) dan Den Haag (Belanda).

“Peluang ekspor ini terbuka dalam dua hal, bahkan kita ikut pameran bersama KBRI (KBRI) dan Athan (Atas Pertahanan) akan kita datangkan sendiri. Kemudian pasarnya terbentuk, termasuk Mesir mulai dari 2022. Yang lainnya adalah ekspatriasi WNI yang tinggal di luar negeri. By. “Baik yang dikirim ke sana maupun yang dibeli dipisahkan,” jawabnya.

Terkait omzet dan penjualan, Ravi Kahya Ansar mengatakan penjualan selama pandemi Covid-19 sangat mengesankan. “Kalau di masa normal perkiraan penjualan kami 7.000-10.000 potong per bulan, di masa pandemi akan meningkat dua hingga tiga kali lipat dibandingkan kondisi normal atau penjualan akan semakin meningkat, “Termasuk perluasan pasar,” tambahnya.

Dalam kesempatan khusus, Direktur Bisnis Mikro BIS Supari menyampaikan bahwa BIS selalu konsisten dalam memberikan dukungan permodalan kepada UMKM dan dukungan bisnis dalam pengembangan produk dan upaya digitalisasi UMKM.

“Kisah produsen keripik kulit ikan dan UMKM menjadi contoh bagaimana pembiayaan yang kami berikan dan pendampingan usaha yang kami berikan dapat meningkatkan potensi bisnis UMKM,” ujarnya.

Seperti diketahui, BIS merupakan bank Indonesia yang merupakan penerbit KUR terbesar yang setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada Januari hingga April 2024, BIS berhasil menyalurkan KUR senilai Rp59,96 triliun kepada 1,2 juta peminjam. Jumlah tersebut setara dengan 36% dari target penyaluran KUR pemerintah yang ditetapkan kepada BRI pada tahun 2024 yakni Rp 165 triliun.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours