Laut Merah Terbelah Dua Bisa Terulang Lagi! Ilmuwan Ungkap Fakta Ini

Estimated read time 2 min read

KAIRO – Kisah kepergian Nabi Musa dari laut merupakan salah satu kisah paling terkenal dan menakjubkan dalam sejarah agama Islam. Dan cerita ini juga terjadi karena tempat ini mempunyai suasana energi yang eksplosif.

Hal ini dilakukan dengan melakukan pengeboran minyak dan gas di Laut Merah. Saat mengukur emisi hidrokarbon di sekitar Semenanjung Arab, mereka menemukan fenomena mengejutkan: tingginya emisi etanol dan propana dari Laut Merah bagian utara.

Meskipun titik panas ini tidak cukup besar untuk mempengaruhi tingkat polusi global, masyarakat lokal mungkin terkena emisi tersebut. Penemuan ini menimbulkan pertanyaan tentang transmisi dari sumber yang cerdas.

Teknologi minyak dan gas menangkap dan mengeluarkan hidrokarbon, sehingga berkontribusi signifikan terhadap emisi gas rumah kaca sebelum dibakar. Metana merupakan unsur pemicu, namun etanol dan propana juga larut.

Dan dr. Efstratios Bourtsoukidis bergabung dengan ekspedisi Institut Kimia Max Planck untuk melacak uap tersebut di perairan Jazirah Arab.

Namun, seperti yang dilaporkan IFL Science, Bourtsoukidis dan timnya tidak menyangka akan menemukan situs kedua di Laut Merah bagian utara dengan angin yang hampir sama besarnya.

Meskipun tidak terlalu buruk jika cahaya dan ledakan terjadi di area ini, tingkat gabungan kedua gas tersebut adalah sekitar 0,2 bagian per miliar (ppb), naik menjadi 50 ppb di Atlantik dan mencapai 12,1 ppb di Atlantik. Laut Merah

Bourtsoukidis melaporkan dalam Nature Communications bahwa angka ini 40 kali lebih tinggi untuk propana, 20 kali lebih tinggi untuk etana, dan metana juga ditemukan berlebih.

Temuan ini menunjukkan perlunya penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi sumber berbagai emisi hidrokarbon dan memahami dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat di wilayah tersebut.

Studi ini menunjukkan bahwa emisi hidrokarbon dari sumber air seperti waduk dan kolam garam jauh lebih besar dari perkiraan sebelumnya.

Dampak emisi ini tidak hanya terbatas pada polusi udara. Perdagangan gas hidrokarbon dan emisi dari kapal-kapal yang melewati Terusan Suez semakin mencemari kota-kota pesisir.

Ada kekhawatiran bahwa peningkatan lalu lintas di salah satu jalan raya di dunia akan memperburuk situasi kecuali ada tindakan yang diambil untuk mengganti bahan bakar ke bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan.

Penelitian ini mengingatkan kita bahwa kita masih belum cukup mengetahui tentang laut dan bahayanya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami sumber dan dampak emisi hidrokarbon ini, dan untuk mengembangkan solusi untuk mengurangi dampaknya.

Titik panas tersebut tidak cukup besar untuk menyebabkan masalah tingkat polusi global yang besar, namun masyarakat terkena dampak emisinya, dan penemuan mendadak ini meningkatkan kemungkinan adanya sumber lain yang tidak diketahui.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours