Layanan Listrik Hijau PLN Bantu Petani Tambak Udang di Sulsel Tekan Biaya Operasional dan Tembus Pasar Ekspor

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Program Elektrifikasi Pertanian (EA) PT PLN (Persero) berhasil membantu perusahaan budidaya udang vanam di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan menghemat biaya operasional sebesar Rp15,8 juta per bulan. Tak hanya itu, layanan Sertifikat Energi Terbarukan (REC) PLN membuka peluang usaha untuk memasuki pasar ekspor.

Sardi, salah satu pemilik tambak udang seluas dua hektar, mengatakan program EA PLN mampu menekan biaya operasional tambaknya hingga Rp 15,8 juta per bulan dengan menyediakan listrik ramah lingkungan sebesar 33 kilovolt ampere (kVA).

“Program EA PLN merangsang budidaya udang dan dapat meningkatkan efisiensi tambak udang hingga 29 persen setiap bulannya,” ujarnya.

Sebelum menggunakan listrik ramah lingkungan milik PLN, Sardi mengaku mengalami dua kali kerugian panen akibat pasokan listrik yang tidak menentu saat menggunakan genset. Hal ini mempengaruhi efisiensi penggilingan di tambak dan kualitas pertumbuhan udang.

Petugas PLN bersama pemilik tambak udang Waname, Sardi, sedang meninjau jaringan listrik yang menyuplai tambak udang Waname di Kabupaten Takalar.

“Selain menghemat biaya operasional, ketersediaan listrik juga dapat mengoptimalkan seluruh peralatan listrik yang ada seperti penggilingan dan penerangan yang dinyalakan pada malam hari untuk menjaga kualitas udang,” kata Sardi.

Terkait operasional, lebih lanjut Sardi menjelaskan, sebelum menggunakan listrik PLN, lahan pertaniannya menggunakan solar sebanyak 3.000 liter per bulan. Jika dirupiahkan, biayanya Rp 55 juta per bulan.

“Setelah menggunakan listrik PLN, saya hanya membayar listrik yaitu sekitar Rp 39 juta setiap bulannya,” ujarnya.

Tak berhenti sampai disitu, Sardi mengungkapkan layanan REC menjadi salah satu alasan banyak petambak udang di Takalar beralih ke listrik PLN. Para petani percaya bahwa sertifikat energi bersih yang diakui secara internasional akan sangat membantu mereka dalam memasuki pasar ekspor. Oleh karena itu, didukung pasokan listrik bersih dan terjangkau dari PLN, petani Takalar semakin optimis menjadi pemain ekonomi global.

Pelayanan PLN sekarang sudah membaik, kalau ada masalah akan cepat terjawab. Selain itu, PLN menggalakkan penjualan sertifikat Energi Terbarukan (EBT), yang tentunya bisa menaikkan harga jual kita. Seharusnya juga untuk pasar internasional. jelas Sardi.

Direktur Utama PLN Dharmawan Prasojo mengatakan program EA merupakan komitmen PLN dalam mendorong modernisasi sektor pertanian. Program ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi petani dengan menyediakan listrik yang andal, terjangkau, dan ramah lingkungan.

“Program EA PLN mendorong peralihan ke alat produksi berbasis listrik untuk menjadikan sektor pertanian lebih maju, efisien dan ramah lingkungan. Teknologi ini meningkatkan produktivitas dan pendapatan dibandingkan genset atau solar,” kata Dharmawan.

Terkait pemanfaatan REC, Dharmavan menjelaskan bahwa REC sejak awal bertujuan tidak hanya untuk menyediakan listrik bersih, tetapi juga untuk mendorong pengembangan ekonomi hijau. REC menjadi jawaban PLN terhadap dekarbonisasi sektor industri, bisnis bahkan UMKM.

“Seluruh dunia sedang bergerak menuju transisi energi. REC merupakan salah satu respon kami terhadap komunitas global yang membutuhkan listrik rendah emisi dalam proses produksinya,” tambahnya.

Sekali lagi, Direktur Utama PLN Unit Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar) Budiono berharap program EA bisa menjangkau luas dan menyasar seluruh petani. Oleh karena itu, program ini dapat mempengaruhi kesejahteraan petani dan meningkatkan produktivitas.

“Kami berharap instalasi ini dapat memperkuat perekonomian Indonesia dan meningkatkan taraf hidup petani dan petani pada khususnya. Kami akan membantu petani dengan listrik yang andal dan bersih,” ujarnya.

Budiono menambahkan, program tersebut juga bertujuan untuk menciptakan nilai bersama (CSV) bagi masyarakat dan lingkungan melalui inovasi teknologi kelistrikan. Ia senang hingga Juli 2024, jumlah pelanggan program EA di Sulsel sudah mencapai 3.350 pelanggan dengan total kapasitas terkoneksi 188.685 kVA.

“Program EA juga merupakan bagian dari langkah strategis perusahaan untuk mendorong perekonomian melalui ketenagalistrikan,” kata Budiono.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours