Lebanon menerima bantuan medis dari badan PBB ditengah serbuan Israel

Estimated read time 2 min read

Beirut (ANTARA) – Lebanon pada Jumat (4 Oktober) mengumumkan menerima bantuan medis dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) di tengah berlanjutnya serangan Israel.

Anadolu melaporkan, kiriman bantuan tersebut tiba di Bandara Internasional Rafic Hariri Beirut dan diterima oleh Menteri Kesehatan Lebanon Firas Abiad, perwakilan WHO di Lebanon Abdinasir Abubakar, dan perwakilan UNHCR Ivo Freijsen.

Usai penyerahan bantuan, Abiad menegaskan, bantuan medis tersebut tiba di saat yang “kritis”, di tengah serangan Israel ke Lebanon.

Menteri juga menekankan bahwa jalur udara kemanusiaan telah dibuka oleh Uni Emirat Arab (UEA), dengan pesawat yang membawa 55 ton pasokan bantuan tiba pada hari Jumat dan lebih banyak pesawat dari Slovakia, Polandia dan negara-negara lain diperkirakan akan segera tiba.

Perwakilan WHO, Abubakar, mengatakan pengiriman pertama termasuk pasokan medis yang dapat menyelamatkan nyawa untuk membantu rumah sakit menangani jumlah korban yang terus bertambah.

“Rumah sakit kewalahan dengan jumlah korban yang terus meningkat dan merupakan tanggung jawab kita, bersama dengan badan-badan PBB lainnya, untuk memastikan bahwa mereka memiliki alat yang diperlukan untuk menyelamatkan nyawa,” kata Abubakar, seraya menambahkan bahwa pada tahun ini akan ada lebih banyak bantuan yang akan disalurkan ke rumah sakit. beberapa hari mendatang

Sementara itu, perwakilan UNHCR Freijsen menambahkan: “Kami ingin menunjukkan solidaritas kami terhadap Lebanon dengan bekerja sama dengan semua organisasi kemanusiaan untuk memastikan bantuan yang kami perlukan, dan kami meminta para donor untuk segera menanggapi kebutuhan mendesak ini.”

Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, Israel telah melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap apa yang disebut sebagai sasaran Hizbullah di Lebanon sejak 23 September, sejauh ini menewaskan lebih dari 1.100 korban.

Kampanye udara tersebut merupakan eskalasi konflik selama bertahun-tahun antara Israel dan kelompok perlawanan Lebanon sejak dimulainya serangan brutal Tel Aviv di Jalur Gaza, yang telah menewaskan hampir 41.800 korban, sebagian besar perempuan dan anak-anak, sejak serangan Hamas tahun lalu.

Menurut pihak berwenang setempat, setidaknya 1.974 korban tewas, lebih dari 9.384 orang terluka dan 1,2 juta orang mengungsi di Lebanon.

Komunitas internasional memperingatkan bahwa serangan Israel ke Lebanon dapat meningkatkan konflik Gaza menjadi perang regional yang lebih besar.

Sumber: Anatolia

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours