Lemkapi minta tidak ada spekulasi sebab kematian siswa di Padang

Estimated read time 3 min read

Jakarta (ANTARA) – Direktur Lembaga Penelitian Strategis Kepolisian Republik Indonesia (Lemkapi) Edi Hasibuan mengimbau semua pihak tidak berspekulasi soal penyebab meninggalnya AC (13), siswa SMP di Padang, Sumatera Barat.

“Semua pihak jangan terlalu cepat memaknai meninggalnya Afif Maulana akibat penganiayaan aparat penegak hukum,” kata Edi di Jakarta, Rabu.

Dia menyatakan, penyebab kematian anak tersebut masih menjadi misteri dan memerlukan dokumen hukum. “Harus ada penjelasan khusus dari tim medis forensik Polri tentang hasil otopsi kematian korban,” ujarnya.

Menurutnya, kini ada dua pendapat yang saling bertentangan mengenai penyebab meninggalnya Elif. Maksudnya terjatuh dari jembatan atau ada unsur penganiayaan yang dilakukan oknum petugas.

“Kami merasa hal ini perlu diperbaiki dan perlu dijelaskan secara gamblang agar tidak menimbulkan kesalahpahaman,” kata dosen pasca sarjana Universitas Bhayangkara Jakarta ini. Baca juga: LBH Padang mencatat 11 kejadian kekerasan petugas pada tahun 2013. Jika terdapat dua pendapat yang berbeda dan saling bertentangan antara Polda Sumbar dan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang, maka perlu dilakukan penyelidikan independen.

Selain itu, tidak ada salahnya melibatkan tim independen seperti Kompolnas dan pihak lain untuk meyakinkan masyarakat, ujarnya.

Edi juga menyambut baik kehadiran tim pendukung Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) dan Propam Polri untuk mengusut dugaan penganiayaan terhadap korban.

“Karena kalau terjadi perdebatan kolektif maka persoalan tidak akan pernah selesai.

Inspektur polisi ini meminta semua pihak bersabar dan tidak berasumsi apa-apa, ia juga menyatakan bahwa korban sempat diserang polisi sebelum ditemukan tewas di bawah jembatan.

“Kami mengajak semua pihak menunggu hasil pemeriksaan lapangan dan mengandalkan penelitian ilmiah agar masyarakat bisa mempercayai hasilnya,” ujarnya. Baca juga: KPAI: Anak-anak yang Jadi Korban Penganiayaan Aparat di Sumbar Makin Banyak? untuk mendapatkan sanksi hukum.

Sebelumnya, Polda Sumatera Barat (Sumbar) memastikan akan mengusut tuntas jenazah AM di bawah Jembatan Kuranji, Kota Padang, yang kini menjadi sorotan publik.

Kapolda Sumbar Irjen Pol Suharyono di Polres Padang, Minggu (23/6) mengatakan, pihaknya memeriksa 40 saksi dalam kasus penemuan jenazah korban yang berdomisili di Kecamatan Lubuk Kilangan, Padang. Kota, pada Minggu (9/6).

Dari 40 orang saksi, 30 orang di antaranya merupakan anggota Dit Sabhara Polda Sumbar yang menjalankan tugas penghentian konflik. Baca juga: Setelah 11 Tahun, Jembatan di Padang Selesai Sebelum Jenazah Korban Ditemukan, Terjadi Konflik Konvoi Sepeda Motor dengan Polisi yang Sedang Menjalankan Tugasnya. Polisi menemukan senjata tajam di tangan pengemudi.

Petugas menyita puluhan tersangka, sejumlah senjata tajam, termasuk sepeda motor dan mobil teman korban. Usai kejadian, sekitar pukul 11.55, jenazah korban ditemukan di permukaan sungai di bawah jembatan Kuranci. Penemuan jenazah tersebut menimbulkan kecurigaan bahwa polisi telah menyerangnya sebelum dia meninggal.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours