LG targetkan penjualan Rp12 triliun dari solusi pabrik cerdas di 2030

Estimated read time 3 min read

Jakarta (ANTARA) – LG Electronics Co menargetkan penjualan lebih dari 1 triliun won (sekitar Rp 12 triliun) dari bisnis solusi pabrik pintar pada tahun 2030, memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan keterampilan produksinya.

Tahun ini, raksasa produk rumah tangga asal Korea Selatan ini memasuki pasar solusi pabrik pintar, menawarkan teknologi dan layanan untuk mengubah pabrik tradisional menjadi pabrik pintar yang otomatis dan digital.

LG Electronics menyoroti pengalaman luas dan data yang dikumpulkan di bidang solusi pabrik pintar melalui LG Industrial Engineering Research Institute (PRI), sebuah laboratorium penelitian teknologi industri.

Laboratorium ini telah mengerjakan proyek transformasi manufaktur dan mengembangkan operasi manufaktur untuk anak perusahaan LG seperti LG Energy Solution dan LG Display Co.

Langkah ini merupakan bagian dari strategi transformasi digital terbaru perusahaan, yang bertujuan untuk beralih dari fokus perangkat keras tradisional ke bisnis berbasis platform perangkat lunak.

“Sejauh ini pada tahun ini, kami telah menerima pesanan senilai 200 miliar won (Rp 2,3 triliun) dari perusahaan di luar LG Group, dan jumlahnya diperkirakan akan mencapai 300 miliar won (Rp 3,5 triliun) sebelum akhir tahun.” Waktu setempat, Kamis (18/7), Yonhap memberitakan hal tersebut, kata Presiden LG PRI Jeon Dae-hwa dalam konferensi pers.

“Tujuan kami adalah memperluas bisnis solusi pabrik pintar untuk mencapai pendapatan lebih dari 1 triliun won pada tahun 2030,” tambahnya.

Menurut firma riset pasar Precedence Research, pasar pabrik pintar global akan mencapai $155,6 miliar pada tahun 2024. dolar (2,5 kuadriliun rupee), yang akan meningkat menjadi $268,5 miliar pada tahun 2030. Dolar AS (Rp 4,35 kuadriliun) diperkirakan menguat.

LG Electronics mengatakan solusi pabrik pintarnya menggunakan berbagai model AI, termasuk AI multimodal skala besar dan Gemini Google, untuk menemukan aplikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan dan lini produksi.

“Kami menggunakan yang terbaik, mengintegrasikan atau meningkatkan berbagai teknologi dan menawarkan solusi yang lebih baik,” kata Jong seraya menambahkan bahwa partainya tidak hanya mengandalkan sumber internal.

Menurut perusahaan, pelanggannya meliputi perusahaan baterai sekunder, produsen suku cadang mobil, dan perusahaan logistik.

Kebanyakan dari mereka adalah perusahaan Korea yang sedang membangun fasilitas baru dan merenovasi pabrik di Amerika Utara dan Asia. Namun, perusahaan enggan membeberkan nama spesifik pelanggan tersebut.

LG Electronics mengatakan pihaknya berencana memperluas bisnisnya dengan menyasar sektor-sektor dengan permintaan industri yang terus meningkat, seperti farmasi, bioteknologi, serta makanan dan minuman.

Pabrik LG Electronics di Tennessee, AS, dan Changwon, Korea Selatan, diakui oleh Forum Ekonomi Dunia (WEF) dan merupakan bagian dari Beacon Factory Network.

Penunjukan ini menunjukkan bahwa pabrik-pabrik tersebut telah mengadopsi teknologi Revolusi Industri Keempat seperti kecerdasan buatan dan Internet of Things (IoT) dalam produksi dan rantai pasokan sehari-hari mereka.

Setelah beralih ke pabrik pintar di pabrik Changwon, produktivitas meningkat sebesar 17%, efisiensi energi meningkat sebesar 30% dan biaya terkait masalah kualitas menurun sebesar 70%, kata LG Electronics.

Menurut perusahaan, solusi pabrik pintar LG Electronics telah diperkenalkan oleh sekitar 60 anak perusahaan LG Group di 40 negara.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours