Lima kiat mengelola kemarahan di lingkungan kerja

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Menurut Forbes, karyawan dapat meningkatkan lingkungan kerja menjadi positif sekaligus sehat dan tenang dengan menerapkan lima tips manajemen amarah.

Kemarahan di tempat kerja merupakan emosi negatif yang dapat mengalihkan perhatian manajer, bawahan, dan kolega serta mengganggu produktivitas, menurut sebuah penelitian penting yang dilansir di Jakarta, Senin.

Penelitian Wharton School yang dilakukan oleh Maurice Schweitzer dan Jeremy Yip menemukan bahwa kemarahan membuat orang menjadi egois dan egois, mengganggu pemikiran positif dan mengurangi pemikiran.

Pemikiran yang menyimpang dapat menimbulkan konflik, sementara kemarahan mempersulit penyelesaian konflik dan memperburuk konflik.

Untuk mengelola amarah, yang penting adalah: pertama, memahami penyebab kemarahan; Kedua, mengembangkan tindakan penanggulangan; ketiga, mengubah cara berpikir; keempat, melakukan pemecahan masalah; kelima, investasi untuk swasembada.

Pahami apa yang memicu kemarahan Anda, seperti menuliskan situasi yang membuat Anda marah. Menulis jurnal juga dapat membantu Anda mengidentifikasi tanda-tanda fisik kemarahan, seperti kelemahan otot atau detak jantung yang cepat. Seiring waktu, Anda akan mulai melihat situasi yang memicu kemarahan. Menulis tentang pengalaman Anda juga dapat membantu Anda memproses perasaan dengan lebih baik.

Menciptakan mekanisme coping seperti melatih teknik pernapasan meliputi langkah dasar menarik dan membuang napas, memutar dan menahan napas setiap empat detik, untuk menenangkan pikiran dan mengurangi stres.

Mulai dari self-talk (berbicara sendiri), mengubah pola pikir, mengganti keyakinan negatif dengan bahasa dan pikiran positif. Beberapa contohnya antara lain: Tidak apa-apa melakukan kesalahan. Saya tidak ingin menunjukkan diri saya dalam situasi ini. Saya bisa tetap tenang. Kemarahan saya adalah tanda bahwa inilah waktunya untuk ekspresi diri dan relaksasi. Saya tidak selalu memenuhi syarat. Tidak apa-apa untuk merasa tidak yakin. Tidak dapat mengendalikan situasi dan orang serta pekerjaan. Satu-satunya hal yang dapat saya kendalikan adalah diri saya sendiri dan bagaimana saya bereaksi.

Belajarlah untuk memecahkan masalah, seperti menyelesaikan konflik dengan tenang dan memberi tahu orang lain tentang komitmen Anda. Atau beri tahu mereka bahwa Anda dapat membantu mereka saat ini, tetapi Anda memiliki pekerjaan pribadi yang menjadi prioritas setelah bekerja. Dengan menganalisis situasi, Anda dapat mengurangi amarah dan fokus pada tindakan konstruktif.

Berinvestasilah dalam perawatan diri di luar pekerjaan, seperti melakukan aktivitas sehat untuk mengurangi stres, seperti olahraga, yoga, atau hobi. Ini juga membantu mempertahankan sistem pendukung yang kuat. Temukan teman dan keluarga yang Anda percayai untuk berbagi perasaan Anda. Jika Anda merasa kemarahan Anda menumpuk di tempat kerja, carilah bantuan profesional dari terapis atau konselor. Dengan menjaga kesehatan mental dan fisik, Anda akan membangun ketahanan dan kepercayaan diri.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours