Limbah Filter Rokok Jadi Bahan Modifikasi Aspal? Begini Hasil Penelitian Mahasiswa ITS

Estimated read time 3 min read

SURABAY – Mahasiswa Departemen Teknik Infrastruktur Sipil (DTIS) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memanfaatkan limbah rokok untuk mengurangi dampak kerusakan jalan aspal.

Dalam penelitian pascasarjananya, Kornelius Sofinner Ndruru memanfaatkan kandungan selulosa asetat yang tinggi dari filter rokok untuk membuat polimer aspal.

Penambahan polimer pada campuran aspal jalan sendiri berperan sebagai bahan pengikat antara aspal dengan agregat. “Selain isinya, filter rokok juga dipilih karena jumlahnya yang banyak,” ujarnya.

Dalam proses pengaplikasiannya, filter asap harus melalui beberapa tahapan sebelum ditambahkan pada campuran jalan aspal lainnya.

Pertama, filter rokok dibersihkan dan dikeringkan, untuk menghilangkan bakteri dan air, kemudian lubang pada filter rokok diperkecil dan ditutup. Pada tahap ini filter asap akan menjadi lebih kecil dan kuat.

Tahap selanjutnya, pemuda asal Nias, Sumatera Utara ini menjelaskan, filter rokok yang sudah kering dan keras akan ditutup dengan aspal atau yang disebut dengan proses ‘enkapsulasi’.

Pada tahap ini, mahasiswa yang akrab disapa Kornel ini menggunakan aspal yang jumlahnya setara dengan 20 persen dari total berat filter rokok yang digunakan. “Sistem tutup ini memastikan lubang filter rokok tertutup dan tertutup,” imbuhnya.

Setelah filter rokok tertutup seluruhnya, hasilnya tercampur dengan aspal dan senyawa lain seperti campuran aspal. Namun, Kornel menegaskan, untuk mencapai kualitas jalan aspal yang stabil, diperlukan jumlah penyaring asap yang tepat. “Karakteristik filter rokok yang kosong harus diperhatikan karena mempengaruhi jumlah tar yang digunakan,” jelas Kornel.

Dalam tugas akhir penelitian (TA) bertajuk Analisis Pengaruh Pemanfaatan Limbah Rokok yang Dilapisi Sebagai Campuran Aspal HRS-WC Terhadap Nilai Hunian Marshall, Kornel melakukan pengujian penutup aspal dengan delapan jenis media filter rokok dengan metode berbeda.

“Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui persentase filter asap yang optimal terhadap kinerja campuran aspal jalan,” ujar calon lulusan tersebut pada wisuda ke-130 ITS mendatang.

Selain itu, jelas Kornel, variasi persentase filter rokok yang diuji adalah 0,625 persen, 1,25 persen, 2,5 persen, dan 5 persen dari total berat campuran aspal.

Persentase filter dihitung dengan menggunakan jumlah aspal di dalam dan di luar kadar aspal optimum (KAO). Pada tahap pengujian, Kornel menemukan jumlah aspal yang digunakan dan kemampuan campuran aspal menerima beban optimal tercapai dengan selisih 0,625 persen.

Dalam penelitiannya, Kornel menyimpulkan bahwa penambahan asap rokok pada campuran aspal jalan tidak boleh berlebihan. Hal ini dikarenakan sifat vakum pada filter rokok memungkinkan terjadinya penyerapan aspal sehingga akan meningkatkan konsumsi aspal dan menimbulkan kerugian.

Kornel berharap penelitian ini dapat mengatasi dampak negatif dari merokok dengan memanfaatkannya dengan lebih baik. Di sisi lain, Kornel juga menyampaikan harapannya agar penelitian ini dapat melangkah ke tingkat yang lebih tinggi. “Kajian ini dapat dijadikan acuan dalam penentuan kadar aspal pada saat pelaksanaan proses capping,” pungkas Kornel.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours