Lisa Pasano, Pasien Kedua yang Terima Transplantasi Ginjal Babi Meninggal Dunia

Estimated read time 2 min read

dlbrw.com, JAKARTA – Lisa Pisano, perempuan yang menerima transplantasi ginjal babi dengan implan untuk menjaga jantungnya tetap berdetak, meninggal dunia. Hal ini dilaporkan oleh ahli bedah di NYU Langone Health, AS.

Pisano menerima transplantasi pada 12 April 2024, setelah hampir meninggal karena gagal ginjal dan jantung. Wanita New Jersey itu awalnya tampak baik-baik saja, tetapi setelah sekitar 47 hari, organ tersebut berkembang karena aliran darah yang terbatas dan diangkat pada 29 Mei 2024.

“Meskipun dialisis dan pompa jantung berfungsi, Pisano dirawat di rumah sakit dan meninggal pada hari Minggu,” kata ahli bedah transplantasi NYU Longone, Dr. Robert Montgomery, kepada ABC News, Kamis (11/7/2024).

Montgomery memuji keberanian Pisano dalam eksperimen terbaru dari babi ke manusia yang dikenal sebagai xenotransplantasi. Penelitian ini bertujuan untuk menghilangkan kekurangan penerima transplantasi.

“Lisa membantu kami membayangkan masa depan di mana seseorang tidak harus mati agar orang lain dapat hidup. Lisa akan selamanya dikenang atas keberanian dan sifat baiknya,” kata Montgomery.

Pada bulan April, Pisano, 54 tahun, mengatakan kepada The Associated Press bahwa dia tahu transplantasi ginjal tidak akan berhasil. “Tetapi saya mengambil risiko itu. Karena jika transplantasi tidak berhasil untuk saya, mungkin di masa depan akan berhasil untuk orang lain,” kata Pisano saat itu.

Pisano adalah pasien kedua yang menerima ginjal babi hasil rekayasa genetika. Pasien pertama, Richard “Rick” Solomon, menerima transplantasi di Rumah Sakit Umum Massachusetts dan meninggal pada awal Mei, hampir dua bulan kemudian. Dokter mengatakan Rick meninggal karena penyakit jantung yang sudah dideritanya, bukan karena transplantasi.

Lebih dari 100.000 orang di Amerika Serikat berada dalam daftar tunggu transplantasi karena sangat membutuhkan ginjal, dan ribuan orang meninggal saat menunggu. Beberapa perusahaan bioteknologi melakukan rekayasa genetika pada babi agar organ tubuh mereka lebih mirip manusia, tanpa dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh manusia. Selain percobaan dua ginjal babi, Universitas Maryland juga melakukan transplantasi jantung babi pada dua pria yang tidak punya pilihan lain, namun keduanya meninggal dalam beberapa bulan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours