Literasi Digital Baru Capai 62 Persen, Ini Tantangan Dunia Pendidikan Indonesia

Estimated read time 2 min read

LAMPUNG – Angka literasi digital di Indonesia saat ini baru 62 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan rata-rata negara ASEAN lainnya yang sebesar 70 persen. Menjadi tantangan tersendiri untuk meningkatkan keterampilan literasi digital (digital skill) siswa dan guru untuk memfasilitasi pembelajaran online.

“Keterampilan digital diperlukan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam hidup dengan teknologi dan mengikuti informasi,” kata Kepala Bidang Pengembangan Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Metro Fezal Aferizal dalam webinar literasi digital. untuk segmen pendidikan di Kota Metro, Lampung, Senin (09/09/2024).

Fezal mengatakan, era digital berarti sebagian besar penduduk dunia (milenial dan generasi Z) sudah hidup dengan teknologi informasi. Cerdas dalam literasi digital mempunyai banyak manfaat.

“Untuk itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berinisiatif mengembangkan berbagai program yang didukung oleh berbagai platform teknologi hingga tingkat satuan pendidikan,” tegas Fezal Aferizal dalam diskusi online yang dimoderatori Nabila Amanda Putri.

Dalam diskusi virtual bertajuk “Sukses Pembelajaran Online dengan Keterampilan Literasi Digital”, Fezal menyebutkan bahwa transformasi digital dinas pendidikan dan pemerintah daerah menghadirkan teknologi yang user-friendly untuk membantu dinas pendidikan dalam penganggaran, administrasi, pembelanjaan, dan pelaporan.

Selain itu, lanjut Fezal, transformasi digital akan bermanfaat dalam menciptakan sistem yang memudahkan akses data pengelolaan sekolah bagi berbagai pengambil kebijakan serta mengoptimalkan penggunaan perangkat TIK dan akun perangkat Belajar.id sebagai bagian dari transformasi pembelajaran.

“Transformasi ini akan melibatkan kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan untuk menciptakan ekosistem transformasi pembelajaran, termasuk jurusan teknologi,” jelas Fezal Aferizal kepada para siswa yang mengikuti diskusi pada pesta observasi (nobar). sekolah yang sesuai.

Sejumlah sekolah menggelar diskusi daring di dalam dan sekitar Kota Metro, antara lain: SMPN 1, SMPN 2, SMPN 3, SMPN 5, SMPN 6, SMPN 7, SMPN 8, SMPN 9 dan SMPN 10 Metro, SMP Muhammadiyah 1 Metro, Muh Sekolah Menengah. Ahmad Dahlan, SMA Muh. Tanwir, SMA Kartikatama dan SMA Roudlatul Quran TMI.

Dosen Universitas Dr Soetomo Surabaya Meithiana Indrasari menambahkan, pemanfaatan teknologi digital untuk pembelajaran di dunia pendidikan memerlukan kompetensi dan pemahaman tentang keamanan digital.

“Kompetensi tersebut meliputi pemahaman cara mengamankan perangkat digital, identitas digital, kesadaran penipuan digital, pemahaman catatan digital dan pemahaman keamanan digital anak,” jelas Meithiana Indrasari.

Menurut Ek Pamujio, dosen Universitas Negeri Surabaya (Unesa), pengguna memerlukan keterampilan media digital agar berhasil dalam pembelajaran daring dan memperoleh keterampilan literasi digital.

“Keterampilan tersebut meliputi kemampuan mengetahui, memahami dan menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak dalam lingkungan digital, mesin pencari informasi, aplikasi chatting dan media sosial, serta aplikasi dompet digital, pasar dan transaksi,” jelas Eko Pamuji.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours