Literasi finansial dan digital perlu diseimbangkan cegah judi online

Estimated read time 3 min read

Jakarta (ANTARA) – Pakar komunikasi digital Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan mengatakan literasi keuangan dan literasi digital harus diimbangi dan lebih disosialisasikan kepada masyarakat sebagai salah satu cara mencegah perjudian online di Indonesia.

Menurut perusahaan tersebut, dengan adanya literasi keuangan, masyarakat akan lebih tahu bagaimana mengelola keuangan mereka dan menghindari menghabiskan uang mereka untuk hal-hal yang tidak penting seperti perjudian online.

“Literasi finansial lebih penting daripada literasi digital, karena latar belakang para penjudi online adalah mereka memiliki keinginan untuk menghasilkan uang dengan cepat. Meskipun ‘finansial’ ini dapat diperoleh, namun menjanjikan keuntungan yang tinggi. Literasi berarti dana tersebut bisa dimasukkan ke dalam instrumen investasi yang lebih transparan, kata Firman saat dihubungi ANTARA, Jumat.

Menurut perusahaan, langkah literasi digital harus terus dikembangkan karena dengan secara konsisten memahami pekerjaan produktif yang dapat dilakukan di ruang digital, masyarakat akan mengetahui bahwa perjudian online tidak produktif dan hanya berdampak negatif. orang lain, bukan diri mereka sendiri.

Selain itu, masyarakat perlu mengembangkan literasi keuangan mereka sehingga mereka mengetahui jenis aset dan investasi yang dapat dilakukan di Indonesia dan hasilnya akan bersifat spekulatif, adil dan benar sehingga masyarakat tidak terlibat dalam perjudian online di masa depan. . dampak negatifnya lebih banyak dibandingkan dampak positifnya.

Selain menggenjot literasi keuangan, Firman menilai pemerintah perlu lebih kompak dalam mengkomunikasikan bahaya dan akibat hukum bagi para penjudi online.

Menurutnya, saat ini strategi fokus terhadap bahaya perjudian online sepertinya jarang terjadi antara satu instansi pemerintah dengan instansi pemerintah lainnya. Komunikasi publik harus ditingkatkan dengan cara yang lebih tepat sasaran dan inklusif.

Salah satu topik yang bisa dibahas untuk memberantas perjudian online, kata dia, adalah kuatnya sosialisasi mengenai dampaknya terhadap penegak hukum dan para pelaku perjudian online.

“Karena masyarakat memerlukan bukti seperti ini, beritahu saya berapa banyak keluarga yang hancur atau bercerai karena perjudian online. Atau betapa berbahayanya hubungan antara pinjaman online dan perjudian online. Anda harus lebih konsisten dalam berkomunikasi. Tapi masukkan ke dalam Bahasanya sederhana, karena kalangan menengah ke bawah kebanyakan bermain game online, ”ujarnya.

Menurut Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), akan ada 4 juta penjudi online di Indonesia pada Juli 2024.

Sayangnya, demografi penjudi online di bawah usia 10 tahun adalah 2 persen atau 80.000 anak-anak.

Kementerian Komunikasi dan Informatika yang membawahi gugus tugas pemberantasan perjudian online memang telah mengambil beberapa langkah, antara lain memutus akses perjudian online ke 2,7 juta website hingga memblokir akses internet di Kamboja dan Davao, Filipina paling lambat 30 Juli 2024. . penjangkauan digital, terutama bagi pelajar dan keluarga.

Baru-baru ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika mengeluarkan kebijakan untuk memblokir akses ke tiga layanan virtual private network (VPN) gratis yang banyak digunakan untuk mengakses perjudian online dan meminta operator seluler membatasi transfer pulsa maksimal Rp 1 juta untuk pengguna harian. .

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours