Logo NU Diplesetkan Jadi Netanyahu United, PBNU: Tidak Etis dan Tak Elok

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Logo Nahdlatul Ulama (NU) yang viral telah didistorsi dan ditulis oleh Netanyahu United. Permainan kata-kata ini muncul di tengah kontroversi sengit antara lima orang yang mengatasnamakan pemuda Nahdlatul Ulama mengunjungi Israel dan bertemu dengan Presiden Isaac Herzog beberapa waktu lalu.

Terkait persoalan tersebut, Ketua Pendidikan PBNU Moh Mukri menilai perubahan logo NU tidak etis dan jelek. Sebab kunjungan tersebut jelas merupakan inisiatif pribadi dan tidak ada hubungannya dengan NU.

“Tidak dapat diterima untuk bersikap tidak etis, mengkritik atau apa pun, tapi (kunjungan) seseorang ini bersifat pribadi. NU sendiri, PBNU, tersinggung, kecewa, kenapa jadi bahan lelucon yang tidak menyenangkan,” kata Mukry, Selasa (16/1). 7/2024).

Mukri menambahkan, lima orang yakni Sukron Makmun, Zainul Maarif, Munawir Aziz, Nurul Bahrul Uloom, dan Izza Annafisa Daniya diduga sengaja mengatasnamakan NU dan mengunjunginya tanpa izin. Mereka kemudian akan diadili dan dihukum jika terbukti bersalah.

“Ada orang yang mengatakan bahwa mereka adalah anggota PBB dan mereka mengunjungi Israel untuk bertemu presiden tanpa izin atau untuk mengatakan apa pun, tapi mengapa mereka membicarakan nama PBB? Jadi mereka menyebut orang-orang ini. Kalau memang benar, pasti ada sanksi yang akan dikenakan kepada pengurus NU atau pengurus lembaga mana pun? “Itu tidak nyata,” katanya.

Mukri menyayangkan perbuatan kelima orang tersebut. Sebab hal ini berdampak buruk terhadap citra PBNU, padahal ormas Islam ini dinilai turut berkontribusi dalam pertahanan NKRI dari penjajah. “Pengabdian PBNU kepada bangsa ini, NKRI, sangat besar dan (kunjungan) itu bukan lembaga tapi perorangan, ada yang mengatasnamakan NU datang tanpa izin, mengatasnamakan NO,” ujarnya.

Sanksi paling berat adalah pencopotan jabatan pengurus PBNU. Selain itu, jika salah satu dari mereka adalah guru aktif di Unusia, maka ia juga akan dipecat. “Iya pemecatan pengurusnya, kalau guru ya pemecatan gurunya. Ini pelanggaran berat, pelanggaran etik,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours