Jakarta (ANTARA) – Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB UI) mengatakan perdagangan internasional harus dimanfaatkan untuk memperkuat perekonomian negara.
Peneliti LPEM FEB UI Mohamad Diana Revindo mengatakan, terbatasnya ruang untuk meningkatkan konsumsi dan belanja pemerintah, sehingga pertumbuhan ekonomi perlu didorong oleh ekspor.
Dan untuk memperkuat produksi dalam negeri, kita akan mendapatkan input yang kompetitif dari pasar global, kata Revindo dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Namun perdagangan internasional menghadapi tantangan akibat ketidakpastian global seperti konflik Timur Tengah, krisis Rusia-Ukraina, dan terganggunya produksi pangan global akibat El Nino.
Trade and Industry Brief LPEM FEB UI Agustus 2024 Kinerja perdagangan Indonesia yang positif pada Januari hingga 2024, demikian pernyataan tersebut. Kuartal ini ditandai dengan kondisi perdagangan yang lebih kuat (membandingkan harga barang ekspor dan impor) dan penurunan. jangkauan produk dan konsentrasi negara asal impor.
Selain itu, konsentrasi produksi ekspor menurun, permintaan barang modal meningkat, dan kontribusi industri manufaktur terhadap ekspor meningkat.
Namun surplus yang menurun, ekspor yang melambat, dan meningkatnya konsentrasi negara tujuan ekspor membuat Indonesia rentan terhadap guncangan perekonomian global, kata Revindo.
LPEM juga mencatat perlunya penguatan manufaktur hilir dan hulu dengan mendorong industri berteknologi tinggi dan bernilai tambah tinggi untuk memperkuat perekonomian negara.
Penting untuk menggunakan perjanjian perdagangan internasional untuk meningkatkan ekspor, mendiversifikasi produksi dan mengembangkan pasar ekspor.
Selain itu, penggunaan perjanjian perdagangan internasional akan menjamin biaya produksi yang kompetitif dan menjadi bagian dari rantai pasokan global, serta akses terhadap pasar non-tradisional dengan memperluas dukungan keuangan, jaminan ekspor dan asuransi melalui perwakilan Indonesia dan kantor promosi perdagangan di luar negeri. , serta jaringan diaspora.
Dikatakan, pemerintah tidak boleh lengah terhadap peristiwa yang terjadi pada 2-2024 dan harus waspada. semester pertama, meskipun sektor manufaktur menunjukkan hasil perdagangan yang positif pada semester pertama tahun ini.
Hal ini dikarenakan pada tahun 2024, ekspansi sektor industri Indonesia stagnan pada bulan Juli, dan Indeks Manajer Pembelian turun di bawah 50 untuk pertama kalinya dalam 34 bulan, dan diperkirakan akan meningkat pada tahun 2024. Keuntungan perdagangan juga turun pada bulan Juli. (US$470 juta).
+ There are no comments
Add yours