LPS Beberkan Risiko Ketidakpastian Ekonomi Mendatang, Simak Nih

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengungkap sejumlah risiko ketidakpastian perekonomian ke depan. Ketua Dewan Komisioner LPS Porbhaya Yodi Sada mengatakan risiko yang masih memerlukan pemantauan antara lain tanda-tanda penurunan aktivitas manufaktur global, eskalasi konflik geopolitik regional, transisi pemerintahan di beberapa negara yang berpotensi mempengaruhi arah kebijakan perekonomian. .

“Serta ekspektasi berlanjutnya penurunan suku bunga yang dapat mempengaruhi sentimen investor di pasar keuangan,” kata Furbaya saat konferensi pers di kantor LPS, Jakarta, Senin (30/9).

Meski demikian, kinerja perekonomian dalam negeri saat ini dinilai masih baik dan perlu terus diperkuat. Perbaikan tersebut tercermin dari indeks ekspektasi konsumen yang berada pada zona optimis, diikuti dengan tren penjualan aktual yang berada pada zona positif sebesar 5,8 persen secara tahunan atau year-on-year. Sementara itu, kinerja neraca perdagangan mencatat surplus sebesar $2,9 miliar dan turut mendukung ketahanan eksternal.

“Di sana, kegiatan perekonomian lintas sektor dan ekspansi dunia usaha harus terus didorong agar dapat berkontribusi dalam peningkatan daya beli rumah tangga dan kualitas pertumbuhan ekonomi,” tambah Porbaya.

Forbaya juga menyampaikan beberapa perkembangan positif belakangan ini, artinya kinerja perbankan terus membaik didukung oleh dunia usaha. Per Agustus 2024, kredit perbankan tumbuh sebesar 11,40 persen secara tahunan, sedangkan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh sebesar 7,01 persen secara tahunan.

“Sektor usaha masih memberikan kontribusi pertumbuhan tertinggi baik dari sisi kredit maupun sisi simpanan, masing-masing meningkat sebesar 14,50% dan 15,14% year-on-year,” kata Purbaiah.

Tak hanya itu, kondisi permodalan bank juga dinilai sehat. Rasio permodalan industri (KPMM) pada periode Agustus 2024 tetap sebesar 26,48 persen. Sementara itu, kondisi likuiditas masih relatif memadai dengan rasio AL/NCD sebesar 112,91 persen dan AL/DPK sebesar 25,37 persen.

Selain itu, dalam Rapat Dewan Pengawas (RDK) yang digelar hari ini, LPS memutuskan untuk mempertahankan suku bunga penjaminan (TBP) simpanan rupee di bank umum dan bank perekonomian rakyat (BPR) serta valuta asing (valas). deposito. di bank umum.

TBP simpanan rupee di bank umum sebesar 4,25 persen dan TBP simpanan rupee di BPR sebesar 6,75 persen. Sedangkan TBP simpanan valas di bank umum sebesar 2,25%.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours