Luhut Bilang OTT Kampungan, Ketua KPK: Negara Ini Masih Ramai Korupsi

Estimated read time 1 min read

JAKARTA – Ketua Sementara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nawawi Pomulango menanggapi pernyataan Menteri Kelautan dan Investasi (Menko Marvis) Luhut Bansar Panjitan yang menyebut operasi tangkap tangan (OTT) merupakan hal yang lumrah. Digitalisasi yang dibanggakan Luhut belum bisa menjamin terbebasnya tindak pidana korupsi.

Awalnya, Navavi Pomolango meminta awak media menanyakan langsung kepada Lohit apa dasar pernyataannya.

“Tanyakan alasannya apa,” kata Nawawi, Selasa (11/6/2024) di Kompleks Gedung DPR, Senyan, Jakarta.

Novi mengatakan tindak pidana korupsi masih marak terjadi di Indonesia di tengah meningkatnya digitalisasi.

“Negeri ini masih asyik korupsi padahal digitalisasi sudah maju pesat,” ujarnya.

Sebelumnya, Luhut Bansar Panditan menyoroti adanya korupsi di Indonesia. Ia menuding hal ini terjadi karena belum adanya sistem digitalisasi yang mampu menghentikan aktivitas kriminal tersebut.

Kementerian dan Lembaga (K/L) di Indonesia harus memiliki sistem digitalisasi yang mampu memantau dan mencegah penipuan. Terkait hal itu, Luhut optimistis Government Technology (GovTech) atau Platform Digital INA bisa melakukan hal tersebut.

Menurutnya, GovTech membuat pemerintahan lebih efisien dan transparan. Hal ini juga dapat mencegah praktik korupsi di internal kementerian/lembaga.

Katanya, “Saya diancam orang ketika saya bilang OTT scam. Saya bilang ke KPK jangan menganggap KPK itu lemah, bukan lemah, itu sistem kita.”

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours