Mahasiswa UNS Kembangkan Journaling SKETSA untuk Redakan Stres Generasi Z

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Stres dan kecemasan kini menjadi permasalahan yang banyak dialami oleh generasi Z. Untuk menjawab tantangan tersebut, lima mahasiswa Universitas Sebelus Maret (UNS) Surakarta mengembangkan metode inovatif bernama Jurnal SKETSA.

Metode tersebut bertujuan untuk mengurangi stres dan kecemasan sekaligus meningkatkan kreativitas dan kesadaran diri. Kelima mahasiswa UNS tersebut adalah Patresia Bintang Permatasari, Nirvasita Lutfi Hananti, Risky Ardianti Raihan, Alia Risky Aprilia, dan Claudia Filia Putri.

Mereka tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Sosial Humaniora (PKM-RSH) UNS yang membuat konsep tersebut untuk majalah SKETSA.

Baca juga: Mahasiswa UNS Raih Emas Silat SEA Games 2023, Penampilannya

Melalui penelitian bertajuk SKETSA (Education of Everyday Life and Positive Artistic Expression), mereka menyelidiki efektivitas penjurnalan dalam mengurangi stres dan kecemasan pada Generasi Z.

Penelitian ini melibatkan 20 siswa asal Semarang dan dibagi menjadi dua kelompok: kelompok eksperimen yang menggunakan metode SKETSA selama dua minggu dan kelompok kontrol yang tidak menggunakan metode tersebut.

Penjurnalan sketsa menggabungkan seni menggambar dan menulis di selembar kertas kosong, memberikan kebebasan kepada Gen Z untuk mengekspresikan diri secara kreatif.

Baca juga: Mahasiswa Arsitektur FT UNS Menjadi Favorit Nasional Kompetisi Instagram

Menurut Patresia Bintang Permatasari, cara ini membantu mengalihkan perhatian dari layar elektronik dan menenangkan pikiran.

“SKETSA Journaling menawarkan cara yang nyaman dan personal untuk mengungkapkan ide dan perasaan,” ujarnya dalam siaran pers Kamis (3/10/2024).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta yang menggunakan program penjurnalan SKETSA mengalami penurunan stres dan kecemasan yang signifikan.

Salah satu peserta berkata, “Menulis dan menggambar di jurnal membuat saya merasa senang.” Teknik ini efektif menghilangkan stres dan membantu peserta mengelola emosinya dengan lebih baik.

“Menulis jurnal memungkinkan saya mengekspresikan perasaan saya dengan lebih baik, sehingga saya merasa lebih rileks dan stres berkurang,” peserta lain menambahkan.

Studi ini juga mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kegigihan penjurnalan partisipan. Faktor internal antara lain mengetahui manfaat journaling dan kebiasaan menulis. Faktor eksternal meliputi dukungan dari orang-orang tercinta, lingkungan menulis yang nyaman, dan rujukan dari ahli kesehatan mental.

Salah satu peserta mengatakan, “Saya biasanya menulis di tengah malam saat suasana sedang sepi, membuat saya lebih tenang dan bisa berpikir lebih jernih.”

Untuk mendukung penyebaran metode ini, tim PKM-RSH UNS juga membuat akun Instagram dan TikTok dengan nama pengguna @journalingketsa. Akun ini bertujuan untuk menyebarkan informasi mengenai penjurnalan, stres, kecemasan dan dokumentasi kegiatan penelitian.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours