Makan Kucing Jadi Obat Diabetes? Dokter Ungkap Justru Bahaya Bagi Kesehatan

Estimated read time 2 min read

dlbrw.com, JAKARTA — Sekretaris Jenderal Persatuan Dokter dan Fasilitas Kesehatan Indonesia (HIFDI) dr Putro S Muhammad menegaskan, hingga saat ini belum ada penelitian yang membuktikan daging kucing bisa mengobati diabetes. Pernyataan tersebut menyusul kasus seorang pria di Semarang yang mengonsumsi daging kucing untuk mengontrol kadar gula darahnya.

Dihubungi dlbrw.com Kamis 8 Agustus 2024, dr Putro mengatakan, “Sejauh ini belum ada penelitian yang membuktikan makan daging kucing bisa menyembuhkan diabetes. »

Dr Footro menjelaskan bahwa diabetes harus diobati dan dikendalikan dengan mengonsumsi obat-obatan yang terbukti secara klinis. Selain itu, penderita diabetes juga harus melakukan perubahan gaya hidup yang lebih sehat, seperti rutin berolahraga atau membatasi asupan karbohidrat dan gula.

“Oleh karena itu, tidak ada hubungan antara konsumsi daging kucing dan diabetes,” kata Dr. Footrow.

Di sisi lain, mengonsumsi daging kucing juga menimbulkan masalah etika dan kesehatan. Dr Putro mengatakan kucing bukanlah sumber protein hewani yang umum dan cocok untuk dikonsumsi. Kucing juga merupakan hewan liar, bukan hewan ternak, dengan riwayat makanan dan habitat yang jelas.

Ia melanjutkan: “Status kesehatan kucing yang memakannya tidak jelas, begitu pula riwayat pola makan dan habitatnya. Jadi ada kemungkinan kucing tersebut tumbuh besar dengan mengonsumsi makanan yang mengandung racun atau penyakit.”

Menurut Dr Putrow, daging kucing, khususnya daging kucing liar, kemungkinan besar mengandung patogen berbahaya yang dapat menimbulkan risiko berbahaya bagi kesehatan manusia. Kucing liar khususnya dapat membawa bakteri yang menimbulkan risiko infeksi pada manusia, seperti Toxoplasma, Salmonella, dan Campylobacter.

 

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours