Makin Canggih, Drone Baba Yaga Ukraina Kini Dilengkapi Misil

Estimated read time 3 min read

Jakarta – Pangkalan peluncuran rudal Baba Yaga yang merupakan pangkalan utama Ukraina di medan perang melawan Rusia telah ditingkatkan dengan kemampuan menembakkan peluru kendali.

Dengan teknologi terbaru ini, drone Baba Yaga akan mampu menyerang kendaraan lapis baja terkuat sekalipun yang sedang bergerak, dengan presisi tinggi, dan melakukannya berulang kali jauh di belakang garis musuh tanpa harus mempertahankan posisi tetap di atas target.

Dilansir The War Zone, Sabtu (3/8/2024) foto drone Baba Yaga yang ditangkap tentara Rusia muncul di Telegram hari ini. Mereka memperlihatkan drone Baba Yaga dengan antena, peluru unik, serta bagian-bagian yang tampaknya dirancang untuk panduan laser. Senjata drone ini bentuknya mirip BK-30F, dengan hulu ledak yang besar.

Jenis senjata pastinya belum jelas, namun kemungkinan merupakan pengembangan dari rudal 9K112 Cobra. Cobra adalah senjata buatan Soviet. Dirancang untuk ditembakkan dari laras tank, Cobra dipandu ke sasarannya menggunakan penglihatan optik, mirip dengan cara kerja rudal TOW Amerika.

Busur pada peluru BK-30F juga tidak tampak bengkok agar sesuai dengan badan misil, yang merupakan kunci peluncuran dengan laras utama laras atau senjata.

Memasangkan senjata semacam itu dengan drone Baba Yaga masuk akal. Drone ini bukanlah senjata yang murah atau sekali pakai seperti drone FPV lainnya. Mereka adalah sistem kelas industri. Harganya puluhan ribu dolar dan dapat mengangkat kendaraan berat sejauh puluhan kilometer.

Meski tidak dilengkapi mesin roket dan hanya digunakan dalam mode turun, peluru kendali akan memungkinkan drone Baba Yaga menyerang sasaran dari ketinggian yang lebih tinggi dan tidak perlu digantung langsung di atas sasaran yang diserang. Drone kemudian dapat terus bergerak untuk menyelamatkan diri.

Senjata-senjata yang terlihat pada gambar-gambar yang muncul, jika dikaitkan langsung dengan jenis tanknya, sangat mumpuni, baik dalam peran anti-armor maupun anti-personil, dengan peluru yang lebih besar dibandingkan dengan bom kecil yang banyak dilempar oleh drone. . FPV.

Rudal Cobra dapat mengenai sasaran pada jarak sekitar 2 setengah kilometer jika ditembakkan dari tank. Penunjuk laser akan dilengkapi dengan menara sensor elektro-optik atau inframerah dengan sistem laser.

Dari segi operasional, drone Baba Yaga mampu terbang hingga ke pedalaman Rusia, bermil-mil dari garis depan, untuk memburu sasaran. Hal ini membuka kerentanan besar bagi pasukan musuh.

Singkatnya, secara keseluruhan drone ini memiliki amunisi yang cukup. Sejauh ini, hanya drone Bayraktar TB2 milik Ukraina yang lebih canggih dan mahal yang dapat menggunakan bom berpemandu semacam itu.

Menggunakan jangkauan dan muatan Baba Yaga untuk meluncurkan rudal berpemandu presisi tentu saja merupakan sebuah kedok. Perang drone baru dengan Rusia. Meski tidak murah, drone ini mampu melakukan serangan mematikan di belakang garis musuh.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours