Malaysia, China sepakati “Jendela Tunggal” tingkatkan perdagangan

Estimated read time 2 min read

Kuala Lumpur (Antara) – Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim dan Perdana Menteri China Li Qiang sepakat membentuk komite kerja bersama dalam kerja sama satu jendela untuk meningkatkan berbagai aktivitas perdagangan kedua negara.

Dalam keterangan pers yang dikeluarkan di Putrajaya, Rabu, Anwar mengatakan kerja sama satu jendela antara Malaysia dan Tiongkok dapat meningkatkan efisiensi proses perdagangan lintas batas dengan mendigitalkan proses regulasi perdagangan, menghilangkan persyaratan penyerahan dokumen yang berlebihan dan “lebih lancar dan akurat”. pertukaran informasi antara pemangku kepentingan dan mitra dagang lainnya.

“Upaya membangun kerja sama single window juga cukup mendorong aspirasi Kerangka Ekonomi MADANI yang menekankan pada transformasi digital dan upaya peningkatan perekonomian nasional,” kata Anwar.

Kerja sama single window yang disepakati tersebut diwujudkan dengan pernyataan bersama Kementerian Keuangan Malaysia dan Administrasi Umum Bea dan Cukai Tiongkok mengenai kerja sama single window dalam perdagangan lintas batas yang ditandatangani bersama oleh Menteri Keuangan II Malaysia Hamzah Azizan . Bersama Menteri Administrasi Umum Bea dan Cukai Tiongkok, Yu Jianhua.

Penandatanganan perjanjian tersebut dilakukan setelah adanya pembicaraan bilateral antara kedua perdana menteri, di mana keduanya bertekad untuk memulai diversifikasi perdagangan antara Malaysia dan China.

Pada kuartal I 2024, perdagangan Malaysia dengan Tiongkok tercatat meningkat menjadi 112,28 miliar Ringgit Malaysia (RM) atau sekitar Rp390,36 triliun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 108,66 miliar atau sekitar Rp377,78 triliun.

Nilai tersebut meliputi total ekspor Malaysia ke Tiongkok sebesar RM44,5 miliar atau sekitar Rp154,7 triliun dan impor dari Tiongkok sebesar RM67,78 miliar atau sekitar Rp235,6 triliun.

Perdana Menteri Lee melakukan kunjungan kerja resmi ke Malaysia dalam rangka memperingati 50 tahun hubungan diplomatik kedua negara.

Pada saat yang sama, kedua kepala pemerintahan menyaksikan pertukaran 14 nota kesepahaman (MoU) dan kesepakatan di berbagai bidang kerja sama kedua negara. Menurut Anwar, kerja sama tersebut meliputi bidang ekonomi digital, media, pembangunan hijau, pariwisata, keamanan, pembangunan perumahan dan urbanisasi, pendidikan tinggi, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta ekspor barang pertanian.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours