Malaysia kaji kesertaan di BRICS dan OECD

Estimated read time 2 min read

KUALA LUMPUR (ANTARA) – Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan Malaysia sedang mengkaji kemungkinan pengembangan hubungan kerja sama, termasuk sektor perdagangan dan investasi, melalui partisipasinya dalam BRICS dan Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).

Anwar mengatakan dalam sesi tanya jawab tingkat menteri di Dewan Rakyat Online di Kuala Lumpur pada hari Selasa bahwa Malaysia ingin memperluas hubungan, termasuk perdagangan dan investasi, dengan negara-negara tetangga seperti Thailand dan Indonesia Di sektor selain APEC seperti BRICS dan OECD.

“Kami yakin jaringan ini akan memberikan dorongan baru karena PDB (produk domestik bruto) negara-negara anggota BRICS baru mencapai 26,6 triliun dolar (Rp 433,54 juta) atau 26,2 persen PDB dunia. Anwar mengatakan, “Jadi kalau kita membuka jalan ini, kami yakin ini akan baik bagi bisnis dan perekonomian negara kami.”

Dikatakannya, sebagai negara komersial, kita perlu membangun jaringan untuk membantu masyarakat dan negara dalam hal investasi dan perdagangan. Selain itu, Malaysia juga memiliki kebijakan untuk membuka jaringan baru, khususnya dalam konteks Global South.

Menurutnya, gerakan internasional Selatan telah menunjukkan kesediaan negara-negara terkait untuk bangkit melindungi kepentingan kawasan agar tidak bergantung pada satu kekuatan ekonomi saja.

BRICS, termasuk Uni Emirat Arab, Brasil, Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan, dan kini beberapa negara baru telah menunjukkan minat untuk bekerja sama di bidang ini. Ia mengatakan Malaysia dan beberapa negara ASEAN lainnya juga telah menunjukkan minatnya pada bidang ini.

Ia mengatakan, langkah pembukaan jalur baru tersebut dilakukan seiring dengan penguatan Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC), ekonomi komprehensif regional, dan perjanjian komprehensif dan pembangunan Trans-Pacific Partnership. (CPTP).

Mengenai kemungkinan permohonan bergabung dengan BRICS akan memakan waktu, Anwar mengatakan, mengingat hubungan baik dengan negara-negara anggota, kemungkinan besar akan segera menjadi negara mitra sebelum keikutsertaan diselesaikan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours