Malaysia terapkan penargetan subsidi solar di Semenanjung mulai Senin

Estimated read time 2 min read

KUALA LUMPUR (ANTARA) – Pemerintah Malaysia menerapkan target harga subsidi bahan bakar minyak (BBM) khusus Peninsular Diesel mulai Senin (10/6).

Menteri Keuangan Malaysia Amir Hamzah Azizan II dalam keterangannya kepada media di Putrajaya, Minggu, mengatakan penerapan subsidi solar yang ditargetkan, termasuk penetapan harga eceran sesuai harga pasar, bertepatan dengan peluncuran BUDI MADANI pada waktu yang bersamaan. Bantuan tunai untuk sektor logistik dan distribusi.

Oleh karena itu, harga eceran solar di seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Semenanjung Malaysia akan lebih tinggi dari 3,35 Ringgit Malaysia (RM) atau Rp 11.500 per liter mulai Senin tengah malam waktu setempat.

Sementara harga eceran solar di Sabah, Sarawak, dan Labuan tetap di atas RM2,15 atau Rp 7.400 per liter.

Pemerintah Malaysia menetapkan harga solar bersubsidi hanya untuk sektor yang memenuhi persyaratan. Pertama, Sistem Pengendalian Diesel Tambahan (SKDS) 2.0 akan mengadopsi skema kartu armada untuk kendaraan logistik yang memenuhi syarat, yang ditetapkan sebesar RM2,15 per liter, untuk memitigasi dampak terhadap harga barang konsumsi.

Kedua, harga eceran SKDS 1.0 untuk kendaraan angkutan umum darat seperti bus sekolah, bus ekspres, ambulans, dan mobil pemadam kebakaran adalah RM1,88 atau sekitar Rp 6.400 per liter.

Sedangkan solar bersubsidi masih berharga RM1,65 atau sekitar Rp5.600 per liter untuk nelayan lapis ketiga.

Subsidi yang ditargetkan dalam bentuk bantuan tunai juga diperkenalkan melalui inisiatif BUDI. Warga Malaysia yang memiliki kendaraan diesel pribadi diberikan bantuan tunai pribadi sebesar RM200 atau sekitar Rp690.000 per bulan untuk menutupi kenaikan biaya bahan bakar solar.

Sementara itu, BUDI Agri-Commodity memberikan bantuan tunai sebesar RM200 per bulan kepada petani komoditas kecil dan marjinal untuk mengurangi dampak terhadap sumber pendapatan mereka.

Datuk Seri Amir Hamzah mengatakan penerapan target subsidi bertujuan untuk menghentikan kebocoran solar bersubsidi yang semakin meluas dan menimbulkan kerugian nasional hingga miliaran ringgit. Pemerintah Malaysia berencana menghabiskan RM14,3 miliar atau sekitar Rp49,37 triliun untuk subsidi solar pada tahun 2023.

“Malaysia tidak bisa terus-terusan kehilangan miliaran ringgit akibat penyelundupan dan penyalahgunaan bahan bakar diesel. Uang tersebut dapat digunakan dengan lebih baik untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan membangun negara,” katanya.

“Kelompok pertama, yang terdiri lebih dari 30.000 penerima manfaat, akan menerima manfaat dari bantuan pribadi BUDI senilai RM200 dan bantuan komoditas pertanian BUDI, yang akan dikreditkan ke rekening bank mereka pada 10 Juni 2024.

“Bagi yang belum mengajukan permohonan BUDI perseorangan atau produk pertanian BUDI, tetap bisa mendapatkan bantuan Juni 2024 jika mengajukan permohonan paling lambat akhir Juni 2024,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours