Manfaatkan Biomassa, PLTU Jeranjang Tekan Emisi dan Berkontribusi Tingkatkan Ekonomi Masyarakat Lombok

Estimated read time 3 min read

LOMBOK – PLN Indonesia Power (PLN IP) memanfaatkan berbagai jenis limbah untuk dijadikan bahan biomassa sebagai energi utama fasilitas produksinya melalui program co-firing. Melalui program ini, IP PLN tidak hanya mendukung upaya pencapaian tujuan Net Zero Emissions (NZE), namun juga berkontribusi dalam peningkatan perekonomian masyarakat dan penyelesaian permasalahan sampah.

Upaya ini juga merupakan bentuk komitmen perusahaan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan melalui penyediaan energi bersih di Hari Pelanggan Nasional (HPN). Penerapan program co-fired ini dilakukan di unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) salah satunya PLTU Jeranjang, Lombok, Nusa Tenggara Barat dengan kapasitas 3×25 MW.

Baca juga: Co-firing PLTU Biomassa menggunakan limbah kayu karet

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan PLN Indonesia Power berkomitmen mendukung percepatan transisi energi untuk membantu Pemerintah mencapai tujuan Selandia Baru pada tahun 2060. Dukungan tersebut juga mencakup pelaksanaan program penembakan bersama seperti yang dilaksanakan di Jeranjang. PLTU.

Jumat (6/9/2024) Edwin mengatakan: “Kami menggunakan segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai bahan baku biomassa untuk menjalankan program co-firing yang dapat meningkatkan pangsa energi baru terbarukan di sektor ketenagalistrikan.

Unit Bisnis Pembangkitan Energi (UBP) PLN Indonesia Jeranjang memanfaatkan berbagai jenis limbah seperti serbuk gergaji, serbuk gergaji, limbah olahan atau bahan bakar padat pulih (SRF) dan billet limbah olahan (LURK) saat membawa program co-firing ke PLTU Jeranjang. .

“Kami menemukan material biomassa di lingkungan PLTU Jeranjang, sebagian besar sudah tidak terpakai,” kata Edwin.

Edwin menjelaskan, program co-firing di PLTU Jeranjang telah dilaksanakan sejak tahun 2019, diawali dengan tahap uji coba pembakaran SRF dan kemudian terus dikembangkan dengan menggunakan berbagai jenis biomassa. 3 ribu ton per bulan atau 2,5 persen dari total konsumsi batubara fasilitas tersebut.

“Konsumsi biomassa PLTU Jeranjang sejak tahun 2024 hingga Agustus mencapai 15.796 ton. Kami berupaya terus meningkatkan penggunaan biomassa untuk mengoptimalkan pengurangan emisi karbon dari pembakaran batu bara,” kata Edwin.

Baca juga: Sepeda Motor 150cc Dilarang Isi Pertality pada Daftar Harga BBM September 2024.

Menurut Edwin, dengan dilaksanakannya program co-shooting tersebut, PLTU Jeranjang menjadi salah satu produsen yang berkontribusi terhadap energi hijau di NTB. Pasalnya, PLTU Jeranjang merupakan salah satu tulang punggung ketenagalistrikan di wilayah Lombok.

“Dalam sistem ketenagalistrikan Lombok, PLTU Jeranjang memegang peranan penting dengan share sebesar 20 persen, sehingga kami berusaha memastikan PLTU ini selalu andal dalam menyuplai listrik ke pelanggan. fasilitas ini juga mengurangi emisi karbon dari sektor ketenagalistrikan,” ujarnya. Edwin menambahkan.

Selain mendukung program transisi energi untuk mencapai tujuan Net Zero Emission pada tahun 2060, pemanfaatan biomassa di PLTU Jeranjang juga memberikan dampak sosial dan lingkungan yang positif.

Pemanfaatan bahan baku biomassa yang diperoleh dari lingkungan tanaman dapat meningkatkan nilai ekonomi dari limbah tersebut, yang secara otomatis akan meningkatkan pendapatan masyarakat dan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat yang bersangkutan. Selain itu, inisiatif ini juga dapat membantu menyelesaikan permasalahan sampah kota.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours