Marak Kasus Kebakaran Mobil Listrik, Ini Solusinya

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Isu kebakaran listrik belakangan ini menjadi isu besar sehingga banyak yang mempertanyakan keselamatan kendaraan yang menjaga lingkungan tersebut. Akibatnya, rencana peralihan ke kendaraan ramah lingkungan pun terganggu.

Selain itu, kebakaran aki mobil sangat sulit dipadamkan dan seringkali menimbulkan kebakaran besar. Misalnya, dua insiden kebakaran baru-baru ini di Korea Selatan melibatkan Mercedes-Benz EQE dan Kia EV6.

Pada akhir Juli, sebuah Mercedes-Benz EQE terbakar dan meledak di tempat parkir bawah tanah di Incheon. Akibatnya, 140 mobil lain yang terparkir di lantai yang sama mengalami kerusakan. Bahkan, 23 orang dilarikan ke rumah sakit setelah menghirup asap berbahaya tersebut. Sistem kelistrikan gedung juga rusak akibat kebakaran hebat yang padam selama lima hari.

Selain itu, mobil listrik Kia EV6 juga terbakar di Geumsan, Chungcheong Selatan pada awal Agustus. Meski tidak sebesar kejadian pertama, kebakaran Kia EV6 membutuhkan beberapa petugas polisi untuk memadamkan api selama kurang lebih dua jam. Kekhawatiran terbesar atas insiden EV6 adalah, menurut pemiliknya, EV tersebut terbakar saat dibiarkan mengisi daya pada malam sebelumnya.

Melihat dua kasus di atas, tekanan baterai merupakan salah satu kendala terbesar dalam penerapan kendaraan listrik. Namun peneliti di Universitas Arizona menemukan solusi baru untuk mengatasi masalah tersebut.

Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh mahasiswa PhD Basab Goswami telah mengembangkan sistem yang dapat memprediksi dan mencegah baterai lithium-ion terlalu panas, yang sering menyebabkan kebakaran. Sistem ini menggabungkan teknologi multifisika dan pembelajaran mesin untuk menganalisis data suhu baterai secara real time.

“Bayangkan baterai seperti sebuah bangunan. Jika satu ruangan mulai terlalu panas, api dapat dengan cepat menyebar ke ruangan lain. Produk kami bekerja seperti detektor asap canggih yang dapat mendeteksi tanda-tanda awal kebakaran dan memperingatkan Anda sebelum kebakaran terjadi.” kata Goswami seperti dilansir Interest Engineering, Jumat (9/6/2024).

Sistem ini bekerja dengan memasang sensor suhu di setiap sel baterai untuk memantau suhu secara terus menerus. Data suhu ini kemudian diproses oleh algoritma pembelajaran mesin yang telah dilatih untuk mengenali pola yang mengindikasikan kemungkinan perkiraan suhu yang berlebihan. Jika algoritma mendeteksi adanya anomali, sistem segera menginformasikan kepada pengemudi atau sistem manajemen aki mobil.

“Keuntungan terbesar dari sistem kami adalah kemampuannya untuk memprediksi lokasi pasti terjadinya panas,” kata Goswami.

“Mengetahui lokasi titik api memungkinkan kami mengambil tindakan pencegahan kebakaran yang efektif.”

Penelitian ini merupakan langkah maju dalam meningkatkan keselamatan kendaraan listrik. Dengan sistem peringatan dini ini, pengguna benar-benar merasa lebih aman dan nyaman saat mengendarai mobil listrik.

“Kami berharap temuan ini akan mengarah pada pengembangan baterai yang lebih aman dan efisien,” kata Vitalijs Jurkivs, seorang profesor teknik dan mekanika dirgantara yang juga berpartisipasi dalam penelitian ini. “Jadi kita bisa dengan percaya diri bergerak menuju masa depan yang lebih hijau.”

Keamanan baterai merupakan isu penting, terutama dengan semakin populernya kendaraan listrik. Kebakaran aki tidak hanya merusak mobil, tetapi juga mengancam nyawa penumpang dan orang di sekitar.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours