Marc Marquez kembali, akankah juara lagi?

Estimated read time 5 min read

Medan (Antara) – Mengenakan seragam khusus berwarna putih, pebalap Gresini Marc Marquez meraih kemenangan keduanya di MotoGP musim ini, Minggu (9/98) di Sirkuit Dunia Misano Marco Simoncelli Italia, seminggu setelah mengakhiri rekor kemenangan beruntunnya selama 1.043 hari. di Sirkuit Dunia Misano Marco Simoncelli.

Di Aragon, motor Marquez tak tersentuh oleh pebalap lain karena ia menduduki puncak semua sesi latihan, memegang rekor lap tercepat, kualifikasi (pole) dan sprint.

Di hadapan pendukungnya, ia unggul dalam waktu 41 menit 41,082 detik, mengalahkan George Martin yang tertinggal 4,789 detik.

Selama dua hari di Misano, Marquez tampaknya tidak mungkin mengulangi kemenangannya setelah finis kesembilan di grid dan kelima dalam sprint.

Tapi takdir berkata lain, hujan di acara utama hari Minggu memastikan kemenangan Marquez, memberinya kemenangan ke-61 di kelas atas.

Puncak kemenangannya adalah seragam putih yang memberi penghormatan kepada pendiri Gresini, mendiang Faust Gresini.

Inspirasi livery khusus ini diambil dari motor Garelli yang dikendarai Fausto, pebalap juara GP 125 1987 asal Imola, Italia.

Setelah sempat gerimis sebentar, Baby Alien yang sempat menempati posisi kesembilan di awal lomba, perlahan naik.

Dia finis ketujuh, lalu kelima, melewati empat pembalap di depannya, termasuk George Martin, yang memutuskan masuk pit untuk mengganti mesin, dan Francesco Bagnaia, yang hanya memimpin satu putaran dalam balapan.

Tampaknya mustahil untuk menang dari posisi kesembilan di grid, terutama saat hujan, kata Marquez kepada situs MotoGP, Senin.

Marquez merasa mendiang Fausto membantunya dari surga. “Sangat senang sekali, namun hari ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Faust yang telah menjatuhkan ‘air’ dari langit. Dan kemenangan untuk seluruh keluarga Gresini.” Pembalap Gresini Racing MotoGP Marc Marquez dari Spanyol memimpin pembalap tim Ducati Lenovo Italia Francesco Bagnaio pada balapan MotoGP San Marino di Sirkuit Dunia Misano Marco-Simoncelli di Misano Adriatico, Minggu (9 Agustus 2024).

(Antra/AFP/Gabriel Boyce)

Kini berakhirlah pertarungan antara Bagnaio dan Martino yang kembali memperebutkan gelar juara MotoGP musim ini. Dengan 70 poin berbanding 53 poin, Márquez semakin mendekati puncak klasemen yang dipegang Martin dengan tujuh seri tersisa dengan kemenangan Misano.

Marquez berbicara tentang kesinambungan setelah kemenangan di Aragon. Misano ada di tangannya dan kini ia harus membuktikannya lagi di sisa balapan musim ini, dimulai dengan Grand Prix Emilia Romagna, yang kembali ke Misano dalam dua minggu.

Misano edisi kedua diperkirakan akan berlangsung ketat karena Bagnaia, yang mengalami rasa sakit pasca insiden dengan pebalap Aragon Alex Marquez pada balapan edisi pertamanya, akan berada dalam kondisi fisik yang lebih baik.

Selain itu, Martin tentunya tidak ingin mengulangi kesalahannya yang berlari ke pit untuk mengganti mesin saat hujan beberapa saat, sehingga hanya menghasilkan satu poin di balapan utama kemarin.

Misano akan menjadi final sebelum tur Asia yang akan dimulai di Indonesia, Jepang, Australia, Thailand dan Malaysia dan terakhir di Valencia.

“Anda tidak pernah tahu,” kata Márquez ketika ditanya tentang peluangnya memenangkan kejuaraan setelah dua kemenangan berturut-turut.

Ia menegaskan bahwa sesuatu masih bisa terjadi, dengan mengatakan dua kemenangan beruntunnya tidak berarti ia akan dengan mudah mengalahkan rivalitas antara Martin dan Bagnia.

Hal yang menurutnya perlu diperbaiki dalam waktu dekat adalah mengembalikan mental juara yang didapatnya saat menjadi juara delapan kali, termasuk enam kali di kelas Grand Prix.

“Saya ingin melanjutkan mentalitas saya. Jika kami ingin memperjuangkan kejuaraan, kami tidak boleh memulai dari posisi kesembilan di awal, kami tidak boleh melakukan kesalahan seperti kualifikasi dan latihan, kami harus terus maju, terus maju dan Inilah yang kami lakukan. coba lakukan dalam dua minggu,” jelas pembalap berusia 31 tahun itu.

Martin dan Bagnaia berbicara tentang peluang Marquez untuk menang. Pembalap Ducati Lenovo Team Italia peringkat kedua Francesco Bagnaia (kiri) dan pembalap Ducati Lenovo Team Italia peringkat ketiga Ennia Bastianini (kanan) mengucapkan selamat kepada pemenang Gresini Racing MotoGP Marco Marquez dari Spanyol yang naik podium setelah balapan MotoGP di Misano World Circuit Marco – Minggu (9 Agustus 2024) Simoncelli di Misano Adriatico. (Antra/AFP/Gabriel Boyce)

Pembalap Prima Pramac George Martin bertekad menebus kesalahannya di Misano selama dua pekan ke depan.

Ia mengaku mengambil keputusan terlalu cepat dan seharusnya menunggu strategi Francesco Bagnia dan mengikutinya.

Kesalahan fatal tersebut memangkas keunggulannya atas pemuncak klasemen Bagnaio dari awalnya 26 poin menjadi tujuh poin.

Tekanan semakin meningkat setelah rekan senegaranya Marc Marquez mulai mendekati perlombaan kejuaraan setelah kemenangan berturut-turut di Aragon dan Misano dan terpaut 53 poin dari puncak klasemen dengan tujuh balapan tersisa.

Performa terbaik di tujuh seri tersisa menjadi pekerjaan rumah Martin jika ingin mempertahankan posisi teratas. Jika dia gagal melakukan ini, dia harus kehilangan gelar Kejuaraan Dunia seperti musim lalu.

“Maksud saya, apa pun bisa terjadi. Jadi kita lihat saja dalam satu musim. Tapi saya akan fokus pada diri saya sendiri,” kata pembalap berusia 26 tahun itu.

Soal peluang kemenangan Marquez, Bagnaia mengatakan juara dunia delapan kali itu tidak boleh disingkirkan dari peta balapan musim ini, apalagi setelah dua kemenangan beruntunnya di Aragon dan Misano.

Peco, begitu ia disapa, mengatakan meski Marquez kini terpaut 53 poin dari puncak klasemen, ia yakin segala sesuatu bisa terjadi di klasemen dalam waktu dekat.

Ia mencontohkan, dirinya yang sempat memimpin klasemen kehilangan posisinya dari Martin usai kecelakaan di Aragon.

Hal serupa juga terjadi pada Martin yang memperlebar jaraknya menjadi 26 poin setelah memenangi sprint di Misano. Pembalap berjuluk Martianator itu harus puas finis di Grand Prix San Marino hanya dengan tujuh poin setelah salah menghitung prakiraan hujan untuk balapan utama.

“Lihat situasi saya, kemarin saya mengumpulkan 26 poin dan sekarang tujuh poin. Semuanya berubah begitu cepat. Mark, kami tahu potensinya dan sepertinya dia sudah menemukan permainannya,” pungkas sang juara bertahan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours