Market Socialism dalam Pembangunan Indonesia

Estimated read time 5 min read

Candra Fajri Anand

Pejabat Khusus Menteri Keuangan

Dalam dinamika perekonomian global, terdapat dua sistem perekonomian yang seringkali ditempatkan pada spektrum ideologi yang berlawanan, yaitu kapitalisme di sisi kanan dan sosialisme di sisi kiri. Kedua sistem ini menawarkan pendekatan berbeda dalam mengelola sumber daya dan mendistribusikan kekayaan dalam masyarakat

Dengan menekankan pasar bebas dan kepemilikan pribadi, kapitalisme mendorong inovasi dan pertumbuhan ekonomi melalui persaingan.

Sosialisme, di sisi lain, berfokus pada keadilan sosial dan distribusi kekayaan yang lebih merata, sehingga meningkatkan peran negara dalam mengatur perekonomian. Pemahaman yang lebih mendalam mengenai kedua sistem ini sangat penting untuk memahami pengaruhnya terhadap perekonomian global dan kehidupan masyarakat.

Jerman adalah sistem ekonomi “sosialisme pasar” yang kuat, di mana negara bertindak sebagai lembaga manajemen ekonomi yang paling berpengaruh. Dalam sistem ini, Jerman memadukan sistem pasar bebas dengan kebijakan sosial untuk menjamin kesejahteraan masyarakat

Pajak dan subsidi adalah alat utama kebijakan fiskal Jerman untuk merangsang pertumbuhan ekonomi sekaligus melindungi masyarakat dari ketidakadilan sosial dan ekonomi. Melalui sistem pajak progresif, Jerman mampu menggalang dana untuk berbagai program sosial dan infrastruktur publik

Subsidi diberikan untuk mendukung sektor-sektor strategis dan menjamin pemerataan akses terhadap layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan perumahan. Hasilnya, pendekatan pasar sosial ini memungkinkan Jerman memanfaatkan pasar bebas dengan tetap menjaga prinsip keadilan sosial.

Gambaran pendidikan dan kesehatan di Indonesia

Berdasarkan teori ekonomi kesejahteraan, pemerintah harus mengatur dan mengelola peran penting sektor pendidikan dan kesehatan untuk menjamin kesetaraan dan keadilan sosial. Teori ini menekankan bahwa pelayanan publik seperti pendidikan dan pelayanan kesehatan mempunyai eksternalitas positif yang signifikan, dimana manfaat dari pendidikan yang baik dan pelayanan kesehatan yang berkualitas tidak hanya dirasakan oleh mereka yang menerima langsung pelayanan tersebut, namun juga oleh masyarakat secara keseluruhan.

Dimulai dengan peran pemerintah sebagai pengelola utama, standardisasi dan pemantauan kualitas dapat diterapkan secara luas dan kesenjangan dalam pendidikan dan kesehatan dapat dikurangi. Selain itu, pengelolaan pemerintah pada sektor pendidikan dan kesehatan dapat memungkinkan alokasi sumber daya yang lebih besar dan efisien sehingga seluruh lapisan masyarakat, termasuk kelompok rentan, memiliki akses yang sama terhadap layanan pendidikan dan kesehatan.

Dalam perkembangannya hingga saat ini, kondisi kesehatan dan pendidikan di Indonesia masih jauh dari yang diharapkan. Sektor kesehatan dan pendidikan di Indonesia menghadapi beberapa tantangan besar meskipun ada upaya pemerintah untuk memperbaikinya. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia akan berada di angka 72,29 pada tahun 2023, meningkat, namun negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand memiliki IPM di atas 80.

Selain itu, prevalensi stunting pada anak di bidang kesehatan tergolong tinggi di Indonesia yaitu sebesar 21,6% pada tahun 2023, menurut Survei Kesehatan Dasar (RISKSDAS). Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan standar yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menganggap prevalensi di bawah 20% sebagai tingkat yang dapat diterima.

Sebagai perbandingan, prevalensi stunting di negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand jauh lebih rendah dibandingkan Indonesia, masing-masing sebesar 12% dan 10%. Tidak hanya itu, Indonesia juga menghadapi tantangan besar di bidang pendidikan. Sebab, meski angka partisipasi sekolah meningkat, namun kualitas pendidikan masih menjadi persoalan utama

Data International Student Assessment (PISA) tahun 2023 menunjukkan bahwa Indonesia memiliki nilai rata-rata 371 dalam membaca, 379 dalam matematika, dan 396 dalam sains. Angka-angka ini jauh di bawah rata-rata global yang masing-masing berjumlah 487, 489, dan 491. Rendahnya nilai PISA ini mencerminkan permasalahan mendasar dalam sistem pendidikan Indonesia, termasuk buruknya kualitas pengajaran, kurikulum yang kurang relevan, dan kurangnya sumber daya pendidikan yang memadai, khususnya pendidikan jarak jauh. daerah.

Integritas pemerintah adalah kunci keberhasilan pembangunan

Indonesia bisa memetik banyak pelajaran berharga dari Jerman terkait peran pemerintah dalam mengelola sektor kesehatan dan pendidikan. Pengalaman Jerman menunjukkan bahwa intervensi pemerintah yang efektif dapat memberikan layanan publik berkualitas tinggi yang pada gilirannya menghasilkan kesejahteraan umum dan mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Pengalaman Jerman dapat menjadi panduan bagi Indonesia untuk mengembangkan sistem kesehatan dan pendidikan yang lebih baik, dimana peran pemerintah yang kuat, pemerintahan yang transparan dan kebijakan perpajakan yang efektif adalah kunci keberhasilannya.

Untuk mencapai kemajuan dan pembangunan yang diinginkan, suatu negara harus mampu menjalankan pemerintahan yang baik dan transparan. Pemerintahan yang efisien dan transparan tidak hanya meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya, tetapi juga membangun kepercayaan masyarakat dan mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan. Tanpa tata kelola yang baik, berbagai upaya pembangunan dapat terhambat oleh inefisiensi, korupsi, dan ketimpangan distribusi manfaat pembangunan.

Oleh karena itu, kita patut meyakini bahwa supremasi hukum adalah kerangka utama kemajuan negara. Undang-undang yang dapat ditegakkan dan diterapkan secara merata bagi semua orang akan menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya inovasi, investasi, dan partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan, yang pada akhirnya akan mengantarkan negara tersebut menuju status negara maju (2045).

Sebagai sumber utama pendapatan negara, tata kelola yang transparan dan baik juga akan mempengaruhi administrasi perpajakan. Kita semua memahami bahwa pajak merupakan sumber pendapatan utama untuk membiayai berbagai program pemerintah dan inisiatif publik. Pajak juga bisa menjadi tolok ukur kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

Semakin tinggi tingkat kepercayaan maka semakin baik pula persepsi masyarakat terhadap pemerintah yaitu kemauan membayar pajak. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik harus terus dilakukan, termasuk akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan pemerintahan.

Kemitraan antara pemerintahan yang transparan, supremasi hukum, dan sistem perpajakan yang efisien akan berdampak signifikan terhadap daya saing perekonomian, tingkat korupsi, dan kualitas lingkungan bisnis di Indonesia. Penegakan hukum memberikan stabilitas dan keadilan yang menarik investasi dalam dan luar negeri

Kombinasi ketiga elemen ini menciptakan lingkungan bisnis yang mendukung, mengurangi tingkat korupsi dan meningkatkan daya saing keuangan Indonesia di kancah global, sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif. Mari kita berharap

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours