Masalah kesehatan seksual dan reproduksi masih sering diabaikan

Estimated read time 3 min read

Jakarta (Antara) – Topik kesehatan seksual dan reproduksi seringkali diabaikan dan dibatasi oleh stigma dan tabu yang membuat banyak orang enggan membahas dan mengontrol kesehatan seksualnya. Survei BKKBN menunjukkan indeks pengetahuan kesehatan reproduksi remaja di Indonesia hanya 53,4 persen. Padahal, pemahaman menyeluruh mengenai kesehatan seksual dan reproduksi sangat penting untuk mencapai kesejahteraan yang optimal. “Masalah kesehatan seksual dan reproduksi seringkali dianggap hanya mencakup penyakit menular seksual. Padahal, masalah ini bisa dialami oleh siapa saja, tanpa memandang jenis kelamin dan usia. Minimnya pengetahuan dan tabu tentang kesehatan seksual membuat pemahaman di masyarakat masih minim. Minimal akibatnya, penanganan medis sering terlambat,” kata dr. Monica C. Dewi, Medical Manager Halodoc dalam keterangan pers yang diterima, Jumat. Baca juga: BKKBN: Perempuan yang Berhubungan Seks Sebelum Usia 20 Tahun Berisiko Terkena Kanker Baca juga: Komnas HAM: Kontrasepsi Bagi Remaja Terbukti Sesuai Amanat CEDAW Oleh karena itu, pahami jenis gangguan kesehatan seksual dan gejala awal penyakit yang lebih serius, katanya. Berikut ini termasuk masalah kesehatan seksual dan reproduksi 1. Endometriosis Banyak sekali permasalahan kesehatan reproduksi wanita yang berkaitan dengan siklus menstruasi, salah satunya adalah endometriosis yang merupakan suatu kondisi medis yang disebabkan oleh tumbuhnya jaringan endometrium di luar dinding rahim. Seperti pada ovarium, saluran tuba atau organ panggul lainnya. Penderita endometriosis biasanya mengalami keluarnya darah dalam jumlah besar saat menstruasi, pendarahan di luar siklus menstruasi, nyeri haid yang hebat, nyeri saat berhubungan seksual, perut bengkak, darah pada urin. Beberapa wanita mungkin juga mengalami keluhan seperti diare, sembelit, mual dan infertilitas. 2. Vaginismus Vaginismus adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan pengencangan otot-otot di sekitar vagina yang tidak disengaja yang terjadi saat penetrasi seksual pada vagina. Penderita vaginismus tidak dapat mengatur atau menghentikan kontraksi otot-otot vagina. Selain itu, pasien juga merasakan nyeri saat berhubungan seksual disertai rasa sesak, dan sensasi terbakar atau perih. 3. Disfungsi ereksi Menurut jurnal ilmiah Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 35,6 persen responden mengaku mengalami disfungsi ereksi. Sayangnya, survei studi global mengenai sikap dan perilaku seksual mengungkapkan bahwa 78 persen orang yang mengalami disfungsi seksual tidak mencari pertolongan medis. Ciri utama disfungsi ereksi adalah sulitnya mempertahankan atau memperoleh ereksi. Faktor-faktor tersebut berkaitan dengan berbagai kondisi, seperti penyakit jantung, diabetes, tekanan darah tinggi, dan masalah psikologis seperti kecemasan atau depresi. 4. Varikokel Varikokel adalah suatu kondisi dimana pembuluh darah (vena) pada kantung pelindung buah zakar (skrotum) membesar. Varikokel biasanya dialami oleh sekitar 15 persen orang dewasa dan sekitar 20 persen remaja. Gejala yang sering dialami penderitanya adalah nyeri seperti terbentur benda tumpul saat berdiri dan buah zakar yang ukurannya berbeda-beda. Kondisi varikokel ini dapat menyebabkan kemandulan atau menurunkan kualitas sperma pada pria. 5. Penurunan libido Sering diabaikan, penurunan hasrat seksual (libido) jangka panjang pada pria dan wanita bisa menjadi indikasi penyakit seperti diabetes atau penyakit jantung. Pasalnya, diabetes dan penyakit jantung dapat memengaruhi aliran darah, termasuk ke penis atau vagina, sehingga dapat menyebabkan berkurangnya libido. Selain itu, penurunan libido juga bisa dikaitkan dengan stres atau depresi yang dialami seseorang, Monica mengatakan, mengingat beragamnya permasalahan kesehatan seksual yang tidak hanya terbatas pada penyakit menular seksual, maka upaya pencegahan sangatlah penting. Oleh karena itu, selain berkonsultasi ke dokter jika memiliki keluhan, menerapkan pola hidup sehat menjadi suatu keharusan. “Pemeriksaan kesehatan secara rutin juga harus dilakukan untuk menjaga kesehatan seksual. Dalam hal ini Halodoc telah memberikan layanan pemeriksaan yang dapat dilakukan dalam perawatan di rumah, seperti pemeriksaan pranikah untuk skrining penyakit menular seksual,” ujarnya. kata. Dr. Monica, Halodoc juga menjalankan kampanye #Cewek Secret dan #Cowok Secret sebagai wujud komitmen memberikan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) yang kredibel tentang kesehatan seksual, kesehatan reproduksi di masyarakat, mengakses konsultasi dengan dokter spesialis terpercaya sehingga dapat memberikan informasi yang sesuai. Saran pengobatan,” kata dr Monica.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours