Masyarakat Solo pertahankan tradisi Merti Desa di tengah modernisasi 

Estimated read time 2 min read

Solo (Antara) – Masyarakat Kota Solo, Jawa Tengah, khususnya masyarakat Desa Bibis Kulon, Desa Gilingan, Kecamatan Banjarsari tetap mempertahankan tradisi Merti Desa meski di tengah modernisasi.

Heru Suryono, tokoh masyarakat yang juga panitia kegiatan Desa Merti Solo, Jawa Tengah, mengatakan program Sura diselenggarakan setiap bulan sebagai upaya melestarikan kearifan lokal sekaligus menjaga tradisi bersih desa. Di Sendang Mbah Meyek. .

“Kami ingin menghormati asal usul negara dan mengucap syukur kepada Allah SWT,” ujarnya.

Ia mengatakan, rangkaian aksi bersih-bersih desa adat di Sedang Mbah Meyek pada Kamis (11/7) bermula dari ricuh. Nantinya, masyarakat mengambil air dari Mata Air Mbah Meyek dan Mbah Bandung pada pukul 07.00 WIB.

Nantinya ada kirab budaya melingkar di kampung Bibis Kulon. Usai kirab budaya, rangkaian tradisi bersih kampung Mbah Meyek dilanjutkan malamnya dengan pertunjukan wayang kulit, ujarnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Yayasan Diva Diyah Warih Anjari yang turut membantu pekerjaan ini mengatakan, kegiatan budaya bersih tanah air ini memiliki potensi pariwisata lokal hingga daerah. Apalagi jika kegiatan tersebut ditanggapi dengan serius.

“Tidak hanya menyenangkan dan melestarikan warisan leluhur, Desa Mertibibis Kulon juga dapat meningkatkan pendapatan warga dan tentunya berkontribusi terhadap pendapatan dasar daerah (PAD),” ujarnya.

Menurutnya, kegiatan Merti Desa Bibis Kulon merupakan salah satu kearifan lokal yang ada di pusat Kota Sukarta.

“Desa Meerati Bibis Kulon sudah diasuh oleh generasi penerus desa ini. Kebetulan karena Diva Foundation berada di tengah-tengah desa Bibis Kulon, maka kita wajib menjaga dan menjaga tradisi budaya ini.”

Ia yakin tradisi budaya tersebut dapat dibawa ke tingkat regional, nasional, dan internasional di masa depan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours