Melacak Macan Tutul Jawa, Indikator Keanekaragaman Satwa Liar

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Sebuah penelitian baru terhadap macan tutul jawa mengungkap keanekaragaman hewan tersebut. Keberadaan macan tutul jawa (Panthera pardus melas) di habitatnya berkaitan dengan kekayaan dan kelimpahan hewan lain yang hidup di tempat yang sama.

Penelitian tersebut, yang merupakan penelitian pertama yang menunjukkan secara luas hewan apa yang mungkin menjadi pemburu macan tutul, menggunakan kamera tersembunyi di empat wilayah dunia spesies tersebut di pulau Jawa, Indonesia.

Tim peneliti yang dipimpin oleh Andhika C. Ariyanto dari University of Twente, Belanda dan tim dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mempelajari 7.461 gambar individu yang diambil selama hampir 13.000 hari pada pertengahan tahun 2020 dan 2022. Lokasi penelitian berada di empat negara. taman

Mereka menemukan bahwa Taman Nasional Meru Betiri mewakili habitat hutan hujan pegunungan Jawa Timur-Bali, yang memiliki kekayaan spesies tertinggi di kawasan tempat ditemukannya macan tutul jawa. Berikut ini adalah Taman Nasional Ujung Kulon dan Taman Nasional Alas Purwo – wilayah Jawa Barat dan wilayah Jawa Timur-Bali masing-masing merupakan habitat hutan tropis.

Sementara itu, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang mewakili habitat hutan hujan Jawa Barat-Bali memiliki keanekaragaman spesies yang relatif rendah di kawasan yang dihuni macan tutul.

“Hal ini menunjukkan interaksi antara macan tutul jawa dengan mangsanya, menunjukkan bagaimana kelimpahan mangsa berperan dalam pembentukan dan perilaku predator di lingkungan alam,” tulis penelitian tersebut, dilansir Mongabay, Jumat (26/7/2024). .

Para peneliti mengidentifikasi 10 spesies yang keberadaannya dengan macan tutul sangat berkorelasi dengan ruang dan waktu. Beberapa mangsa potensial kucing besar ini antara lain rusa muntjac (Muntiacus muntjak), babi hutan (Sus scrofa), unggas liar (Gallus spp.), Anjing liar asia (Cuon alpinus) dan badak jawa (Rhinoceros. sondaicus).

Dengan mengetahui hewan yang diburu macan tutul jawa dan populasinya, menurut studi tersebut, pengelola konservasi dapat membuat rencana khusus untuk melindungi dan meningkatkan populasi hewan tersebut, termasuk macan tutul. Sebab ketika hewan mangsanya tidak mencukupi, hewan karnivora besar seperti macan tutul jawa bisa berkurang jumlahnya bahkan menghilang dari beberapa daerah.

Macan tutul jawa terdaftar sebagai spesies terancam punah dalam Daftar Merah IUCN yang memperkirakan populasinya sekitar 350 individu. Macan tutul merupakan predator puncak terbaru yang dikenal di Pulau Jawa, menyusul punahnya Harimau Jawa (Panthera sondaica) pada abad lalu dan hilangnya habitat serta mangsa akibat aktivitas manusia, termasuk perburuan.

“Penggabungan temuan ini ke dalam strategi konservasi lokal mencakup kegiatan implementasi seperti potensi mangsa besar, restorasi habitat, proyek anti perburuan liar, dan program keterlibatan masyarakat. Kegiatan ini akan meningkatkan keberlanjutan jangka panjang macan tutul jawa dan ekosistemnya,” para penulis menulis. menjelaskan.

Dengan menghubungkan dan memasukkan lebih banyak konteks, mereka akan membantu menyempurnakan rencana konservasi kucing-kucing besar ini dan dengan demikian membantu populasi macan tutul di seluruh Jawa.

Pulau Jawa berukuran lebih kecil dari Irlandia, tetapi merupakan rumah bagi hampir 30.000 orang – sekitar 145 juta orang. Artinya, ruang yang tersedia untuk macan tutul jawa selalu sangat terbatas dan terus menyusut. Para ahli menyarankan upaya konservasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, mengelola wilayah kecil, mengurangi konflik manusia-macan tutul, dan menghubungkan populasi terisolasi untuk menjaga kelangsungan hidup mereka.

Sebuah studi pada tahun 2023 menemukan bahwa macan tutul jawa kehilangan lebih dari 1.300 kilometer persegi habitat dari tahun 2000 hingga 2020, dengan wilayah hidup yang paling cocok berkurang lebih dari 40%. Para aktivis konservasi menjelaskan perlunya studi populasi yang lebih rinci dan menunjukkan bahwa banyak habitat yang cocok terletak di luar kawasan lindung, dan menekankan perlunya upaya konservasi yang lebih baik.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours