Melalui AZEC, Pemerintah Kuatkan Komitmen Percepat Transisi Energi dan Ekonomi Hijau

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Menteri Perekonomian Airlangga Hartanto selaku Ketua Komite Pemerintah untuk Kemitraan Sosial memimpin pertemuan bilateral antara Komite Industri Indonesia-Jepang Komunitas Nol Emisi Asia (AZEC) dan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang ) Saito Ken dan Ketua Dewan Direksi Bank of Japan for International Cooperation (JBIC) Tadashi Maeda.

Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Jepang atas kemajuan yang dicapai sejak Kelompok Kerja Bersama AZEC Indonesia-Jepang dibentuk tahun lalu untuk menarik investasi sektor swasta guna mempercepat transisi energi dan ekonomi hijau di Indonesia.

Dalam forum ini, diadakan enam kelompok ahli untuk mengidentifikasi peluang sekaligus mencari solusi terhadap tantangan di sektor transisi energi.

Dari hasil rangkaian pertemuan tersebut, sejumlah proyek potensial teridentifikasi dan dibagi menjadi tiga kategori sesuai dengan ketersediaan proyek.

“Pada Kategori 1, proyek komersial yang siap dilaksanakan antara lain proyek panas bumi Muara Laboh dan pembangkit listrik tenaga sampah Legok Nangka (PLTSa),” kata Menko Airlangga.

Sedangkan pada Kategori II, lanjutnya, terdapat proyek-proyek potensial yang siap komersialisasi, namun masih dalam tahap studi kelayakan, seperti proyek lahan gambut dan proyek pengelolaan proyek transmisi Jawa-Sumatera yang diinginkan.

Kemudian pada Kategori III, ada sekitar 74 MoU dan proyek yang perlu diidentifikasi dan ditelaah lebih lanjut. Potensi investasi dari kategori ini akan turun ke Kategori II dan Kategori I, ujarnya.

Terkait dengan rangkaian tantangan yang muncul dalam pengembangan proyek tersebut, Menko Airlangga menegaskan komitmen Indonesia untuk terus memfasilitasi proses menghilangkan hambatan guna mempercepat implementasi dokumen tersebut.

Selain itu, Menko Airlangga juga menyampaikan komitmennya untuk memfasilitasi investasi pada proyek-proyek potensial berkelanjutan lainnya, seperti produksi minyak kelapa mentah (CCO) untuk bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SFA), pembangkit listrik tenaga panas bumi, pembangkit listrik tenaga air, produksi ramah lingkungan. amonia dan hidrogen hijau, penangkapan, penggunaan dan penyimpanan karbon (CCU/CCUS), serta biomassa dan investasi potensial lainnya.

Di akhir pertemuan, Menko Airlangga menyampaikan harapannya agar kerja sama AZEC ini dapat menciptakan iklim yang mendukung pengembangan pembiayaan hijau (green financing) di Indonesia, baik melalui pengembangan platform keuangan untuk mendorong kerja sama investasi domestik dan internasional, serta melalui penciptaan instrumen keuangan dan instrumen keuangan serta penggunaan sistem perdagangan buatan Tiongkok, seperti perdagangan karbon dan sistem perdagangan emisi.

Dalam aksi tersebut, Menko Airlangga didampingi Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani dan Deputi Bidang Koordinasi Kerjasama Ekonomi Internasional Koordinasi Kementerian Perekonomian Edi Prio Pambudi.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours