Melihat Prosesi Tegak Tiang Tuo Jelang Pembangunan Museum Muarajambi

Estimated read time 3 min read

REPUBLIKA.CO.ID oleh Bayu Aji P

Desa Maro Sebo di kompleks Kawasan Peninggalan Nasional Muarajambi (KCBN) untuk menghormati Prosesi Berdiri Tiang Tuo yang dipimpin oleh masyarakat setempat. Kecamatan Maro Sebo; Kabupaten Muaro Jambi Negara Jambi Rabu (6/5/2024). Dalam prosesi tersebut, sebuah tiang kayu berbentuk perempuan ditancapkan ke tanah untuk menandai pilar pertama bangunan museum.

Emas dalam lubang yang digali untuk prosesi; besi uang, tapal kuda Dimulai dengan menempatkan telapak tangan. Benda-benda ini merupakan simbol dari banyak aspek kehidupan dan kekuatan alam yang harmonis.

Lalu taburkan sejumput bubuk polos dan sedikit garam. Ini berarti memblokir semua hal buruk di luar sana. Otoritas ritual kemudian memasang tongkat penyelidik ke dalam lubang.

Setelah menaiki tangga, tongkat kayu itu berdandan seperti seorang wanita. Prosesi tersebut menandai harapan agar rumah atau bangunan tersebut menjadi tempat yang nyaman dan menarik.

Upacara prosesinya adalah penempatan payung bambu dengan daun bambu. Diakhiri dengan pembacaan doa dan makan roti selmet yang harum sebagai ucapan syukur atas nikmat yang diberikan.

“Inti dari pemasangan Tiang Tuo adalah acara khusus pemasangan tiang pertama atau tiang tuo. Pilar yang berdiri di tengah bangunan merupakan pilar yang paling besar,” kata Kepala Desa Danau Lamo Ismail Ahmad.

Ia menambahkan, prosesi berdiri Tiang Tuo merupakan adat yang dilakukan masyarakat setempat saat membangun rumah. Prosesi tersebut dilakukan untuk menjamin kelancaran proses pembangunan.

“Dengan adanya Tegak Tiang Tuo, kami berharap pembangunan museum ini dapat berjalan dengan lancar,” ujar Ismail yang turut serta dalam prosesi tersebut.

Pemerintah telah memulai pembangunan museum di kompleks KCBN Muarajambi. Museum seluas 10 hektar ini merupakan yang terbesar di Indonesia dan merupakan bagian dari proyek revitalisasi KCBN Muarajambi yang lebih besar. Kebangkitan bertujuan untuk melindungi warisan budaya yang ada di Indonesia.

Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menilai pengembangan Tiang Tuo di KCBN Muarajambi merupakan langkah penting dalam realisasi upaya pemerintah dalam melindungi warisan budaya di Indonesia. Melalui upaya tersebut, pemerintah tidak hanya ingin memperbaiki infrastruktur fisik, tetapi juga berkomitmen untuk meneliti secara mendalam budaya Muarajambi yang hilang.

“Hal ini dilakukan dengan menggali bahan-bahan sejarah serta mengungkap makna budaya dan sejarah yang dikandungnya dengan tujuan mengembalikan KCBN Muarajambi sebagai sumber hiburan, inspirasi dan pengetahuan bagi masyarakat,” ujarnya.

KCBN Muarajambi banyak melakukan penemuan penting. Patung Logam dari Kekaisaran Gupta di India; Ia mengatakan banyak temuan penting seperti patung batu budaya Jawa dan keramik sejarah Tiongkok. Temuan ini menunjukkan bahwa mereka yang tinggal di kompleks candi memiliki kontak yang kuat dengan banyak orang di luar kawasan. Beragam temuan ini menunjukkan bahwa kehidupan di wilayah tersebut dulunya relatif baik.

Berbagai temuannya kini disimpan di kantor Balai Cagar Budaya Jambi. Oleh karena itu, Museum di kompleks KCBN Muarajambi harus terintegrasi dengan tempat ditemukannya artefak tersebut.

“Kalau museumnya sudah jadi, layout pameran sudah siap, koleksinya akan diintegrasikan di sini,” kata Hilmar.

Arsitek museum Yori Antar menjadi…

 

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours