Memanggil Alumni, Memuliakan Negeri?

Estimated read time 7 min read

Bambang Asrin Widjanarko

Pemerhati Sosial Budaya Pemenang Panggilan Tegalboto ke-3 Tahun 2024

“Tujuan pendidikan yang berguna untuk hidup bersama adalah untuk memerdekakan manusia yang tergabung dalam kesatuan (rakyat).” – Ki Hajar Devantara

Lulusan perguruan tinggi harus menjadi apa yang diinginkan Ki Hajar Devantara: menjadikan orang-orang yang “mandiri” menjadi anggota masyarakat. Dokter adalah orang yang bergelar dokter, yaitu orang bijak yang berakal budi dan berbudi luhur. Yang menghilangkan kebodohan dan mencerahkan serta memberikan kontribusi kepada masyarakat.

Pada saat yang sama, tugas negara adalah berupaya keras menata kesatuan besar bernama Negara Indonesia, menurut UUD 1945, untuk mencerdaskan dan mengentaskan kemiskinan dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraannya.

Namun, ada kebenaran yang terungkap di balik “kata-kata keras” Ki Hajar Devantara yang saat ini berbenturan dengan para lulusan yang menjadi bagian dari administrasi negara. Lulusan “Sujana Manusia” tersebut tidak menjadi cerdas dan malah membiarkan bangsa kehilangan “kecerdasan” seperti yang ditunjukkan dalam laporan Survei Populasi Global. Rata-rata IQ menurut negara pada tahun 2022.

Dengan skor IQ negara-negara Asia Tenggara, Indonesia menempati peringkat 10 se-Asia Tenggara dengan rata-rata hanya 78,49. Sedangkan rata-rata IQ Indonesia berada di peringkat 130 dunia.

Sementara itu, dalam pemberitaan menyedihkan pada Desember 2022, investigasi Harian Kompas mengungkapkan lebih dari separuh penduduk Indonesia yang berjumlah 183,7 juta jiwa, atau 68 persen penduduknya, tidak mampu memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari. Akses terhadap pangan bergizi masih sulit bagi masyarakat Indonesia.

Penelitian dan pengembangan ini memperkirakan pengeluaran harian masyarakat Indonesia untuk pola makan seimbang dan sehat sebesar Rp 22.126 per hari atau Rp 663.791 per bulan. Harga tersebut juga berdasarkan standar Healthy Basket Nutritional Standards (HDB) yang digunakan oleh Food and Agriculture Organization (FAO). Dengan pengeluaran sebesar ini, 68 persen atau 183,7 juta masyarakat Indonesia mampu menanggung biaya tersebut.

Kecerdasan di satu sisi, setidaknya dilihat dari nilai IQ masyarakat Indonesia. Selain itu, ketidakmampuan sebagian besar penduduk negara untuk mengonsumsi makanan bergizi juga mengkhawatirkan.

Ketimpangan dan upaya untuk mengatasinya tidak hanya sebanding dengan “Utopiyaki Haja Tewantara” tentang hasil pendidikan tinggi dan mahasiswa pascasarjana, tetapi juga dengan amanat UUD 1945 yang jauh dari harapan kenyataan. Karena pengelola publik sampai saat ini masih sangat kurang. Lulusan harus terus belajar menghadapi kenyataan dan memperbaiki diri.

Maka piala intelektual memori mantan pendiri Universitas Jember ini tepatnya berupa Sesanti “Kori Rinaras Ambuka Budi, Gapura Mangesti Aruming Bavana”. Artinya perguruan tinggi Universitas Jember harus menghasilkan lulusan yang mampu bekerja atas dasar intelektualitas dan akhlak yang baik serta membuka pintu kemaslahatan bagi dunia.

Sasanti menghimbau agar mereka yang memiliki memori sosial yang masih menganut semangat tersebut harus meningkatkan kreativitas, cita rasa, dan berkarya untuk bangsa dan negara. Program Pascasarjana dengan Panggilan Tegalboto merupakan identifikasi lulusan dengan segala keterbatasan yang ada; Baik yang hadir di KAUJE, keluarga alumni Universitas Jember, SMA Universitas Jember maupun alumni lainnya memastikan untuk ketiga kalinya Ki Hajar Devantara “masih bisa tersenyum dalam kubur” dengan mempersembahkan Undangan Tegalboto.

Mengundang wisudawan yang mengaku sebagai “warga Tegalboto” ini merupakan salah satu upaya kampus Universitas Jember untuk menggandeng lulusannya dengan solusi program yang mampu menurunkan angka stunting yang tinggi Survei Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022. Meskipun terjadi penurunan sebesar 24,4% dari tahun sebelumnya pada tahun 2021, namun untuk mencapai tujuan penurunan stunting pada tahun 2021, 2024 memerlukan upaya sebesar 14% lebih banyak.

Komite Tegalboto memahami dengan jelas bahwa tingginya angka stunting mempengaruhi rata-rata perkembangan otak dan menyebabkan rendahnya kecerdasan pada anak. Pada saat yang sama, rata-rata skor IQ orang dewasa di Indonesia juga lebih rendah dibandingkan rata-rata global, yang menunjukkan bahwa pendidikan dan gizi bayi di Indonesia perlu terus dilanjutkan.

Oleh karena itu, program unggulan Tegalboto Memanggil yang akan dilaksanakan pada tanggal 15-17 Oktober 2024 bagi para wisudawan adalah dengan memulai program sosial dan menciptakan Beras Fortifikasi yang lebih bergizi dibandingkan dengan beras biasa. Beras merah kaya akan beberapa nutrisi, terutama zat besi dan seng.

Pemilihan Jember sebagai lokasi rangkaian kegiatan konsolidasi beras dengan berbagai pertimbangan. Kabupaten Jember merupakan salah satu kabupaten dengan angka stunting tertinggi di Jawa Timur dan seluruh Indonesia.

Universitas Jember dengan dukungan berbagai pihak (Pemprov Jatim, Pemkab Jember, dan Pemkab Bondoswoso) diharapkan dapat menjadi pilot project padi dan benteng hayati di Jawa Timur dan nasional. Tingkat. Sebagai alternatif mengatasi stunting sekaligus mendorong dibentuknya Nota Kesepahaman/PKS antara Badan Pangan Nasional (Bapannas) dan Universitas Jember untuk mendirikan Pusat Pelatihan dan Advokasi Biofortifikasi dan Pengayaan Pangan di Universitas Jember.

Selain itu, Panitia Undangan Tegalboto mengusulkan adanya penataan kembali pelatihan jurnalistik, yaitu mengundang jurnalis dan jurnalis ke Klinik Pembinaan Jurnalistik, serta pelatihan profesi terbaik lainnya yang ingin memberitakan kabar baik bagi bangsa. Generasi muda masih percaya diri dalam memilih karier. Rata-rata lulusan Universitas Jember kini menduduki posisi baik di beberapa media nasional.

Pada tanggal 16 Oktober diadakan workshop sertifikasi halal, fotografi, produk dan pelatihan pemasaran digital di kampus Unej, Bondowoso. Disampaikan Tim Halal Universitas Jember kepada Dinas Koperasi dan UMKM Jatim. Sementara itu, di auditorium Universitas Jember akan diadakan seminar mengenai kebijakan dan unifikasi beras yang akan diperkenalkan oleh Direktur Gizi FWP Indonesia Joris Van His dan pejabat setempat terkait.

Program ketiga, Klinik Pelatihan Kewirausahaan yang diselenggarakan di Kampus Unej Bondowoso, akan dilaksanakan di Pendopo Kabupaten Bondowoso untuk dipersembahkan kepada keluarga alumni Koordinator Wilayah Bondowoso.

Kemandirian Perilaku Alumni Kembali pada pidato Ki Hajar Devantara, ada tugas yang harus dilakukan oleh lulusan perguruan tinggi di daerah selain kegiatan mobilisasi Tegalboto yang berlokasi di Universitas Jember dan di Balai Kabupaten Bondowoso.

Jika masyarakat sudah bebas, pastinya akan berpedoman pada kebijaksanaan dan akal sehat, yaitu persepsi masyarakat bahwa saat ini terjadi kesenjangan yang serius dalam kehidupan berbangsa. Dengan demikian, pelepasan hubungan, bahkan pada sisi minornya, merupakan penegasan kembali akan posisi bahwa lulusan James University seharusnya mengambil peran sebagai perwakilan masyarakat sipil.

Negara demokrasi seperti NKRI dibangun dengan konstruksi yang mengedepankan konsep ‘Res-Publica’, yang dalam beberapa tahun terakhir direduksi menjadi perspektif ‘Res-Privata’ bagi penguasa yaitu domain Publik. Hingga muncul lelucon bahwa pengadilan keluarga, bukan Mahkamah Konstitusi, dan fenomena lainnya menarik demokrasi Pancasila dengan perimbangan kekuasaan antara lembaga tertinggi negara presiden, parlemen, dan kekuasaan gubernur. Pengadilan. Kurangnya kontrol dan keseimbangan adalah fakta umum yang kita hadapi di negara ini.

Hal ini berdampak pada terciptanya “gempa dahsyat” dalam sistem kehidupan bernegara, yang berujung pada menurunnya moral dan produktivitas seluruh sumber daya manusia Indonesia, yaitu fenomena lama konspirasi korupsi dan keberpihakan. Sebagai hasil pengajaran kehidupan bangsa Indonesia serta sesuai amanat UUD 45.

Indeks Persepsi Korupsi Indonesia versi Transparency International 2024 merupakan IPK Indonesia yang menduduki peringkat 115 dari 180 negara yang disurvei pada tahun 2023, dengan skor 34 dari 100 dan tragedi 34. . Nilai IPK 2022.

Sementara itu, studi baru yang dilakukan oleh Pusat Studi Ekonomi dan Hukum (Celios) menemukan bahwa tanda-tanda korupsi, konspirasi, dan keberpihakan (KKN) dari lembaga-lembaga tertinggi publik menghasilkan kebijakan dan undang-undang publik yang menguntungkan. Kekayaan 50 orang terkaya Indonesia setara dengan kekayaan 50 juta orang lainnya. Kajian bertajuk Indonesia Economic Inequality Report 2024: Jets for the Rich, Bicycles for the Poor, Selios mengumpulkan data dari 50 orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes.

Selios mengungkapkan kesenjangan yang sangat besar antara “kaya” dan “miskin” dan temuan menarik lainnya adalah terdapat potensi akumulasi kekayaan sebesar Rp 81,6 triliun, hanya 2% dari 50 orang terkaya di Indonesia.

Data Survei Sosial Ekonomi Nasional Universitas Indonesia periode terakhir tahun 2019 hingga 2022 menegaskan bahwa 40% masyarakat Indonesia, 40% masyarakat kelas bawah, 40% masyarakat kelas menengah mempunyai pendapatan yang sangat rendah dibandingkan dengan 20% masyarakat. kelas tinggi.

Oleh karena itu, lulusan Universitas Jember yang merupakan bagian dari intelektual kelas menengah Indonesia sudah sepatutnya terlibat dalam menyelesaikan permasalahan bangsa saat ini, tentunya tidak hanya sekedar program Memanggil Tegalboto yang bekerjasama dengan Universitas Jember dan KAUJE, keluarga alumni Universitas Jember. Jadi pertanyaan kunci yang selalu muncul di benak saya: Apakah dengan mengundang lulusan benar-benar bisa mengangkat semangat bangsa?

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours