Menambah bara di luka Australia, misi tak mudah timnas Indonesia

Estimated read time 5 min read

Jakarta (ANTARA) – Penjaga gawang Australia Matthew Ryan tak bisa menyembunyikan rasa tidak percayanya saat bola dari pemain Bahrain itu membentur gawangnya pada laga babak ke-3 kualifikasi Piala Dunia 2026 Asia, Kamis. (5/9).

Matthews, pemain Australia yang tampil kelima sepanjang masa, tidak yakin apa yang akan terjadi pada bola silang yang ternyata menjadi “pemecah telur” Bahrain ketika lebih dulu mengenai tubuh rekannya Harry Souttar.

Gol tersebut tercipta pada menit ke-89 dan Matthews tahu Australia tidak punya peluang untuk menyamakan kedudukan. Selanjutnya, Bahrain hampir sepanjang pertandingan bertahan dengan penguasaan bola hanya 29 persen.

Tentu saja, Australia yang berada di peringkat 24 FIFA akhirnya kalah 0-1 dari Bahrain yang berada di peringkat 80, menjadikannya pertandingan paling memilukan yang dimainkan di Stadion Robina, markas Australia di Gold Coast.

Cederanya belum sepenuhnya pulih, namun Australia harus terus melangkah maju. Kali ini, mereka bertandang ke Jakarta untuk menghadapi Indonesia pada laga kedua Grup C di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pada Selasa (10/9) malam.

Tim berjuluk Socceroos ini bertekad mengalahkan Indonesia dengan kontrak berat. Mimpi tersebut sangat mungkin terjadi di atas kertas, mengingat Indonesia berada di peringkat 133 tim FIFA.

Namun timnas Indonesia saat ini sangat berbeda. Jika kenangan kemenangan 4-0 Australia atas Indonesia di babak 16 besar Piala Asia 2023 pada 28 Januari 2024 masih hidup, maka salah besar.

Pasalnya, Indonesia kini diperkuat tiga pemain baru yang dinasionalisasi yakni Jay Idzes, Ragnar Oratmangoen, dan Maarten Paes. Mereka melengkapi nama-nama yang sebelumnya memperkuat tim Garuda.

Perlu diketahui, usai Piala Asia 2023, dengan bergabungnya tiga pemain baru, Indonesia hanya kalah satu kali dari enam pertandingan.

Total, tiga pertandingan lagi berakhir dengan kemenangan dan dua kali seri, termasuk hasil imbang 1-1 pada leg pertama babak ketiga playoff Grup C melawan tuan rumah Arab Saudi, peringkat 56 FIFA. Piala Dunia 2026 di Asia.

Bintang internasional Australia itu sudah menyadari potensi yang dimiliki Indonesia. Bek tengah mereka, Alessandro Circati pun meminta rekan-rekannya tidak lengah.

Indonesia punya pemain cepat yang bisa mengalahkan kami lewat serangan balik. Mereka pasti sangat berbahaya, apalagi saat kami belum siap, kata Circati yang bermain untuk klub Serie A Parma.

Jangan pernah menyerah

Pelatih kepala timnas Indonesia, Shin Tae Yong, sadar akan perbedaan kualitas antara anak-anak timnya dengan Australia.

Indonesia ingin menambah bahan bakar luka Australia usai laga melawan Bahrain.

Meski kelelahan usai laga melawan Arab Saudi, para pemain Timnas Indonesia sudah siap bertanding.

Bek Justin Hubner, yang absen dalam pertandingan melawan Arab Saudi karena larangan bermain satu pertandingan karena mendapat kartu kuning di babak kedua, bisa dimanfaatkan untuk menghentikan serangan Australia.

Striker utama Australia Selatan Yengi sedikit tertatih-tatih usai mendapat kartu merah saat melawan Bahrain, namun ‘Pesepakbola’ tetap berbahaya saat membobol pertahanan lawan.

Mereka memiliki pemain cepat seperti Martin Boyle, yang mengancam untuk menusuk dan mengoper ke kotak penalti, dan Craig Goodwin, yang meski tidak mencetak gol, tampil sangat baik melawan Bahrain.

Hal inilah yang membuat timnas Indonesia terus hidup bersama. Shin kemungkinan akan menggunakan formasi 5-4-1 dalam formasinya.

Namun, seperti yang pernah dikatakan Shin Tae-yong, hal terpenting dalam bertahan adalah kerja sama tim. Mengalahkan lawan bukan hanya tanggung jawab pemain bertahan dan bek lainnya, tapi juga penyerang.

“Salah satu alasan penampilan kami adalah bahkan penyerang kami bertahan dengan baik,” kata Shin setelah kemenangan timnya melawan Arab Saudi.

Di sela-sela bertahan, Indonesia tentu akan mencari peluang menyerang. Efisiensi juga diperlukan, dengan lini belakang Australia diperkuat oleh bek Parma Alessandro Circati dan bek Melbourne City Aziz Behic, yang dipinjamkan ke raksasa Arab Saudi Al Nassr.

Serangan impresif ini dilancarkan Indonesia saat menghadapi Arab Saudi. Berdasarkan statistik Fotmob.com, Indonesia berhasil mencetak satu gol ke gawang Arab Saudi berkat dua tembakan tepat sasaran melalui Ragnar Oratmangoen yang hanya menguasai 39 persen bola.

Rekor Indonesia lebih baik dari rekor Australia yang menguasai 71 persen penguasaan bola, empat tembakan tepat sasaran, tiga peluang berbahaya namun tak ada gol saat kalah dari Bahrain.

Artinya apa yang dikatakan Shin itu benar. Indonesia memiliki kualitas paling rendah dibandingkan Australia, namun selalu ada peluang untuk meraih atau mencuri satu poin.

Itu tidak mudah, itu yang pasti. Namun perlu ditegaskan kembali bahwa Indonesia bermain di markasnya, stadion kebanggaan negara, Stadion Utama Gelora Bung Karno, dengan dukungan lebih dari 60.000 suporter.

Sebagai warga negara Korea Selatan, Shin Tae-yong tentu mencontohkan pentingnya pantang mundur dan pantang menyerah, sikap yang sebelumnya pernah ditunjukkan Laksamana Yi Sun-sin pada Pertempuran Myeongnyang pada Oktober 1957.

Sebelum dimulainya perang, Raja Seonjo dari Korea Selatan meminta angkatan laut untuk menarik diri dan memperkuat pertahanan darat mereka, karena mereka kalah telak dalam Pertempuran Chilcheollyang pada bulan Agustus tahun yang sama.

Namun, Yi Sun-sin dengan berani menanggapi pertanyaan tersebut dengan mengatakan, “Yang Mulia, kami masih memiliki 13 kapal perang.”

Dengan hanya dua belas kapal perang, Yi bertempur habis-habisan di selatan Myeongnyang melawan lebih dari 100 kapal perang Jepang yang berusaha menyerang Korea Selatan.

Dalam pertempuran yang dikenal dengan nama Pertempuran Myeongnyang, pasukan Yin mampu menenggelamkan 31 kapal Jepang sehingga menimbulkan rasa malu yang tak ada habisnya bagi lawannya.

Yin pun memberikan nasehat penting yang bisa diterapkan timnas Indonesia saat melawan Australia.

“Jangan bergerak tergesa-gesa. Jadilah seperti gunung. Bergeraklah dengan tenang dan hati-hati.”

Berjuang, Garuda!

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours