Mencari Partikel Tuhan, Ilmuwan Barat Habiskan Waktu 40 Tahun

Estimated read time 2 min read

Berlin – Fisikawan menyebut Higgs boson sebagai “partikel Tuhan”, sebuah partikel yang membutuhkan waktu lebih dari 40 tahun dan biaya $4,75 miliar untuk ditemukan.

Penemuan ini menutup satu bab dalam fisika dan semoga membuka bab baru. Namun, Higgs Boson mungkin bukan jendela menuju era baru sains.

Fisikawan dari Akademi Ilmu Pengetahuan Polandia, Institut Fisika Max-Planck, dan RWTH Aachen University di Jerman telah melakukan koreksi yang sebelumnya diabaikan terhadap model berbasis data untuk penciptaan Higgs boson. Akibatnya, mereka tidak menemukan bukti hukum “tersembunyi” yang diajarkan dalam bayangan partikel.

“Oleh karena itu, mekanisme yang bertanggung jawab atas penciptaan Higgs boson yang kami selidiki tampaknya tidak menunjukkan tanda-tanda fisika baru – setidaknya untuk saat ini,” kata René Poncelet, fisikawan di Institut Fisika Nuklir Henrik Nievodnicański. Laporan Science Alert tentang Polandia

Paruh pertama abad ke-20 tidak hanya mengubah cara pengajaran fisika, tetapi juga cara kita memandang alam semesta.

Selama beberapa dekade, para ilmuwan telah beralih dari memperdebatkan keberadaan atom hingga mendeskripsikan kumpulan partikel subatom yang mematuhi hukum probabilitas.

Pada tahun 1960-an, menjadi jelas bahwa kumpulan tersebut mengandung anomali yang luar biasa – sebuah bidang hipotetis yang bertanggung jawab memberikan massa pada partikel fundamental lainnya.

Penemuan Higgs boson pada tahun 2012 dianggap sebagai konfirmasi utama model standar fisika partikel. Namun, beberapa ilmuwan percaya bahwa Higgs boson mungkin lebih dari sekadar partikel yang memberi massa.

Mereka berharap Higgs Boson akan menjadi kunci untuk membuka dunia fisika baru, termasuk dimensi ekstra, partikel hipersimetris, dan gravitasi kuantum.

Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa Higgs Boson mungkin tidak memainkan peran penting dalam membuka dunia fisika baru. Bagi para ilmuwan yang berharap Higgs boson menjadi kunci pemahaman alam semesta yang lebih baik, hal ini tentu mengecewakan.

Namun penelitian ini tidak berarti bahwa model standar fisika partikel salah. Model Standar tetap menjadi teori paling sukses dalam menjelaskan perilaku partikel subatom.

Namun, penelitian menunjukkan masih banyak yang belum kita ketahui tentang alam semesta, dan Higgs Boson mungkin bukan jawaban yang kita cari.

Penelitian ini membuka arah baru bagi penelitian fisika. Para ilmuwan mungkin perlu mencari teori baru untuk menjelaskan alam semesta atau memikirkan kembali pemahaman mereka tentang Higgs boson. Hanya waktu yang akan membuktikan apa sebenarnya hasil penelitian tersebut.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours