Mendag: Importir asing sewa gudang untuk pasarkan barang ilegal

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan importir asing menyewa gudang di Indonesia guna menjual barang impor ilegal melalui platform penjualan digital.

Hal itu diungkapkan Zulkifli usai memaparkan temuan Satgas Pengawasan Komoditas Tertentu yang dilaksanakan Sistem Tata Niaga Impor atau Satgas Barang Impor Ilegal di Kecamatan Penjaringan, Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan, importir asing ini juga sedang mencari jasa gudang untuk melakukan pengemasan dan mengirimkannya ke konsumen.

Hasil pemeriksaan sementara, importirnya adalah orang asing, menyewa gudang dan meminta barangnya dikemas, dibayar, lalu dijual secara online, kata Zulkifli.

Selain itu, laporan gugus tugas menyebutkan impor asing berada di Indonesia. Namun dia belum mengetahui bagaimana barang impor ilegal itu bisa masuk ke Tanah Air.

“Importir asing di sini tidak pakai SNI, tidak pakai HS, tidak pakai apa-apa. Saya juga bingung bagaimana mereka sampai di sini,” ujarnya.

Sebagai Penasihat Satgas Barang Impor Ilegal, Zulkifli meminta mengusut orang asing yang menyelundupkan barang dan menjualnya di Indonesia.

Selain itu, Zulkifli meminta pemangku kepentingan dan pemerintah daerah seperti walikota, bupati, gubernur, dan instansi pemerintah untuk bekerja sama dengan gugus tugas tersebut.

“Kami sudah meminta gugus tugas melakukan pengusutan menyeluruh dan mengambil langkah tegas,” kata Zulkifli.

Hasil temuan Satgas ini nantinya akan dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo (Yokowi).

Ia juga akan berkoordinasi dan berdiskusi dengan Kejaksaan Agung, Polri, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk mendalami lebih jauh penyebab barang impor ilegal tersebut bisa masuk ke Indonesia.

Satgas penanganan barang impor ilegal menemukan barang selundupan senilai Rp40 miliar dari luar negeri. Temuan tersebut berupa ponsel pintar dan tablet senilai Rp2,7 miliar, pakaian senilai Rp20 miliar, produk elektronik senilai Rp12,3 miliar, dan mainan anak senilai Rp5 miliar.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours