Mendag optimistis ratifikasi II-PTA pacu perekonomian Indonesia-Iran

Estimated read time 3 min read

JAKARTA (ANTARA) – Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengaku optimis dengan disetujuinya Indonesia-Iran Preferential Trade Agreement (II-PTA) atau Perjanjian Preferensi Perdagangan antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Republik Islam Iran . , akan meningkatkan perekonomian kedua negara.

“Kami optimis dengan disetujuinya PTA (Perjanjian Perdagangan Preferensi Indonesia-Iran) ke-2 akan memberikan dampak positif terhadap perdagangan dan perekonomian kedua negara (Indonesia-Iran),” kata Mendag dalam lokakarya tersebut. Senin di Jakarta bersama Komisi VI Korea Utara RI.

Mendag menjelaskan, II-PTA merupakan perjanjian perdagangan kedua antara Indonesia dengan negara di kawasan Timur Tengah dan perjanjian perdagangan pertama Indonesia yang mencakup countertrade agreement.

Menurutnya, II-PTA akan mendukung pemulihan perekonomian pasca pandemi COVID-19 dan meningkatkan kapasitas makroekonomi Indonesia.

Selain itu, pengaturan neraca perdagangan mendorong pertumbuhan perdagangan kedua negara.

Dikatakannya, perjanjian II-PTA ditandatangani pada 23 Mei 2023 di Istana Bogor oleh menteri perdagangan kedua negara dengan disaksikan Presiden RI dan Presiden Iran.

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulqifli Hassan diperiksa saat rapat Komite Ratifikasi Perjanjian Perdagangan Preferensi Indonesia-Iran (II-PTA) VI dengan Korea Utara RI di Jakarta, Senin (8/7/2024). ANTARA / Harianto

Menurut pria bernama Zulhas ini, neraca perdagangan Indonesia mencatatkan keseimbangan positif selama lima tahun terakhir sejak 2019 hingga 2023. Pada tahun 2023, total nilai perdagangan Indonesia mencapai 206,9 juta dolar, nilai ekspor sebesar 195,1 juta dolar, nilai impor sebesar 11,7 juta dolar, dan Indonesia melebihi 183 juta dolar AS.

Selain itu, Zulkhas mengatakan Iran merupakan negara terbuka dengan letak yang strategis, sehingga berpotensi menjadi hub komersial Timur Tengah, Asia Tengah, dan Asia Selatan.

Iran juga merupakan pasar potensial bagi Indonesia yang berpenduduk 88 juta jiwa, kata Zulkhas. Struktur tarif Iran yang relatif tinggi menjadi kendala utama produk Indonesia untuk bisa bersaing.

Oleh karena itu, Zulkhas mengatakan kelonggaran tarif II-PTA terhadap ekspor utama Indonesia ke Iran dan sekitarnya dinilai akan meningkatkan neraca perdagangan Indonesia secara positif.

Perjanjian II-PTA ditandatangani pada tanggal 23 Mei 2023 di Istana Bogor oleh Menteri Perdagangan kedua negara dan disaksikan oleh Presiden Republik Indonesia dan Presiden Iran.

Ini merupakan perjanjian perdagangan kedua Indonesia dengan negara Timur Tengah dan perjanjian tandingan perdagangan pertama Indonesia, dan permintaan saat ini tinggi.

Artinya, Mesir juga menuntut counter-trade (penetapan manfaat perdagangan) sebagai kesepakatan dagang.

Zulhas menambahkan, disetujuinya II-PTA akan berdampak positif bagi Indonesia karena akan menghilangkan dan menurunkan tarif terhadap 239 tarif, termasuk produk mineral. Produk industri seperti makanan olahan, obat-obatan, karet, kertas, tekstil, dll.

Kemudian hasil pertanian antara lain minyak sawit, ekstrak minyak nabati lainnya, kakao, tembakau, kopi, teh, rempah-rempah, buah-buahan, sayuran, dll. Produk perikanan antara lain:

“Free Trade Area Indonesia-Iran akan meningkatkan ekspor Indonesia ke Iran hingga $494 juta pada tahun 2030, sehingga Indonesia akan surplus $468 juta pada tahun 2030,” kata Zulhas.

Ia berharap Kawasan Perdagangan Bebas Indonesia-Iran segera disahkan melalui Keppres dan dilaksanakan pada tahun 2025, mengingat penyesuaian konten tidak berdampak luas.

Zulkhas mengatakan, “Pengurangan penerapan II-PTA akan dilakukan dengan menjangkau seluruh pemangku kepentingan serta mengoptimalkan Center for Free Trade Agreement (FTA) dan perwakilan asing sebagai pendukung penerapan II-PTA.”

Wakil Presiden Komisi VI DPR RI Mohamad Hekal saat diwawancarai sejumlah media di Jakarta, Senin (8/7/2024). ANTARA / Harianto

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Mohamad Hekal mengatakan, mereka terlebih dahulu menggelar rapat internal sebelum menggelar workshop bersama Kementerian Perdagangan.

Dikatakannya, berdasarkan hasil rapat internal Komisi VI Korea Utara RI, diputuskan untuk mendukung penyelesaian preferensi perdagangan antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Republik Islam Iran melalui keputusan Presiden.

“Sebelum lokakarya ini, kami telah mengadakan rapat internal Komisi (VI) dan kami mendukung penyelesaiannya melalui keputusan presiden,” kata Hekal.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours