Mendikti Sains dan Teknologi Satryo Soemantri Brodjonegoro Lakukan Perbaikan secara Perlahan

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Menteri Pendidikan Tinggi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Satrio Sumantri Brodjonegoro menegaskan akan melanjutkan kebijakan yang sudah diterapkan di bidang pendidikan tinggi, ilmu pengetahuan dan teknologi. Dia juga akan membuat kemajuan secara perlahan.

Menurutnya, kebijakan yang diambil di bidang pendidikan tinggi, ilmu pengetahuan, dan teknologi bergantung pada kesiapan yang diterapkan dalam kebijakan kemandirian pendidikan. Oleh karena itu, hal ini juga memberikan kerangka untuk melanjutkan kebijakan tersebut, seperti yang disampaikan oleh Presiden Indonesia Prabowo Subianto, para menterinya akan segera bertindak ketika dia mengeluarkan perintahnya sebagai menteri.

Jadi di bidang teknologi dan teknologi saya akan menggunakan apa yang dijelaskan Pak Nadim Makarem, tidak ada perubahan sementara, tidak ada penundaan dalam proses, dan proses akan terus berjalan sampai ada kemajuan, kata Satrio. Terima kasih kembali. Pidato di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Senin (21/10/2024).

Menurutnya, pendidikan tidak boleh terganggu karena adanya perubahan mendadak yang menimbulkan kebingungan atau kebingungan di kalangan pelaku pendidikan, termasuk anak dan guru. Oleh karena itu, pihaknya akan melanjutkan kebijakan sebelumnya sambil melakukan banyak perbaikan ke arah yang lebih baik.

“Kita akan terus melakukannya sambil berjalan, kawan-kawan, mohon perbaiki semua yang telah diperbaiki, dan perbaiki seiring berjalannya waktu. Belajar itu proses yang berkesinambungan, kita tidak bisa melakukan perubahan secara tiba-tiba dengan ide-ide baru yang justru akan menyeret kemunduran.

Satrio juga mengatakan, pihaknya akan menjadikan generasi penerus Indonesia berpikir kritis menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian mengingat perkembangan teknologi di masa depan akan semakin maju.

“Di mana saya berada, yang mungkin paling membuat saya khawatir adalah kita berada pada pendidikan tinggi, dan kita tidak tahu pekerjaan apa yang masih ada di bumi ini pada tahun 2030, dan pekerjaan apa yang akan ada pada tahun 2030 karena kecerdasan buatan,” kata Satrio. “Hampir semua pekerjaan telah digantikan oleh mesin.”

Oleh karena itu, kata Satrio, pihaknya akan melakukan upaya di bidang pendidikan tinggi dan penelitian. Bagaimana cara mengajari anak seperti apa masa depan mereka nantinya.

“Ilmu teknik saya sudah tua, saya dapat dari 75 ke 80 hingga 85, kalau saya belajar menggunakan ilmu saya, ke depannya akan sangat sulit,” ujarnya.

Ia menambahkan, pendidikan ke depan harus dilakukan dengan ilmu pengetahuan modern untuk menjawab tantangan masa depan yang tidak pasti. Ia juga mengajak semua pihak untuk menghadapi tantangan tersebut dan mendorong anak-anak generasi penerus untuk berpikir kritis agar mampu bertahan di masa depan.

“Ini tantangan kita ke depan. Mari kita bekerja sama menghadapi ketidakpastian dan masa depan yang tidak pasti. Diperlukan metode pendidikan baru,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours