Mengapa Rudal Iran Mampu Mengecoh Sistem Pertahanan Udara Iron Dome dan Arrow?

Estimated read time 3 min read

TEHERAN (Med) – Keberhasilan operasi militer yang dilakukan Angkatan Bersenjata Iran terhadap wilayah pendudukan Israel pada Selasa kembali membuktikan tidak efektifnya sistem pertahanan udara Israel.

Pejabat militer Iran tidak secara langsung menyebutkan jumlah rudal balistik yang ditembakkan ke organisasi Zionis tersebut, namun menurut laporan media, jumlahnya lebih dari 400.

Mengapa rudal Iran mampu menghancurkan sistem pertahanan udara Iron Dome dan Aero? 90% rudal Iran menembus Iron Dome Menurut pernyataan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), hampir 90% rudal berhasil menembus pertahanan antipesawat.

Sumber-sumber pemerintah Israel mengklaim bahwa Iran menembakkan 180 rudal balistik dan “sebagian besar” atau “mayoritas” berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara.

Beberapa media Israel dan Barat juga mengklaim bahwa 99 persen rudal tersebut berhasil dicegat.

Menurut Press TV, bukti berupa video terverifikasi yang beredar di media sosial menunjukkan hanya ada sedikit gangguan saat rudal berhasil mendarat dan mengenai sasaran.

Asap dan api berputar-putar saat sirene berbunyi keras di zona pendudukan.

Rekaman pribadi yang dibagikan di platform media sosial di Iran menunjukkan salvo rudal di dekat Kermanshah, satu lagi di dekat Tabriz, dan satu lagi di dekat Shiraz.

Rezim Israel bertekad untuk menyebarkan narasi bahwa mereka telah mencegat 99 persen rudal Iran, namun bukti menunjukkan bahwa rudal tersebut mengenai sasaran dan mendatangkan malapetaka. Ratusan serangan langsung dilaporkan terjadi di wilayah pendudukan Israel, banyak di antaranya mengenai Pangkalan Udara Navatim, Pangkalan Udara Tel Nof, Pangkalan Udara Hatzram, dan markas Mossad di Tel Aviv.

Data mengenai ratusan rudal balistik yang ditembakkan secara bersamaan dan tingkat keberhasilan 80-90% hampir seluruhnya konsisten dengan sumber IDF dan menegaskan bahwa pemerintah Israel kembali menggunakan disinformasi.

2. Belajar dari pengalaman serangan bulan April, karena jika terjadi bulan April, pada dini hari, lebih dari seratus ledakan akan terlihat jelas di langit Yordania, Suriah dan Irak. Saat itu hampir hilang lagi.

Untuk menembak jatuh rudal balistik jarak menengah yang digunakan dalam serangan Iran, pemerintah Israel menggunakan sistem anti-balistik jarak jauh, seperti Arrow dan David Slings, yang beroperasi pada jarak puluhan atau ratusan kilometer dan pada ketinggian yang sangat tinggi. . . .

Kedua sistem tersebut sebagian besar tidak efektif selama serangan balik Iran dengan salvo rudal pada bulan April, serta serangan rudal hipersonik tunggal di Tel Aviv oleh Yaman pada pertengahan September.

3. 30 rudal menghantam pangkalan udara Navatim. Insiden terkait pangkalan udara Navatim sangat menarik, dimana hampir 30 hulu ledak mengenai sasaran dalam hitungan detik tanpa ada gangguan.

Beberapa sumber mengatakan bahwa ledakan sekunder langsung di pangkalan udara Tel Nof sebenarnya adalah ledakan senjata radar.

3. Sistem pertahanan udara dianggap usang Sistem pertahanan udara gabungan AS-Israel telah menghabiskan biaya miliaran dolar untuk dikembangkan selama 25 tahun terakhir dan dulu disebut “99 efektif”, yang terdengar aneh saat ini.

Berdasarkan klaim besar dan jelas-jelas dibuat-buat ini, Israel menandatangani perjanjian ekspor senilai $3,5 miliar dengan Jerman tahun lalu, yang menandai penjualan peralatan militer terbesar dalam sejarahnya.

Informasi yang paling dapat diandalkan dari tahun lalu menunjukkan bahwa sistem pertahanan udara ini dirancang untuk menghentikan rudal balistik canggih dan tidak mampu menangani satu jenis rudal atau rudal hipersonik.

4. Israel menutupi kehancuran akibat serangan Iran. Dalam pemberitaan serangan Iran, rezim Israel juga menggunakan alat propaganda lain, seperti menekankan klaim tidak ada korban jiwa, padahal niat Iran jelas-jelas sasaran militer, bukan warga sipil. Sumber-sumber militer Israel juga belum merilis bukti teknis yang dapat diandalkan mengenai intersepsi rudal balistik Iran berdasarkan klaim mereka.

Khususnya, tahun lalu situs web PressTV mengungkap kekeliruan dari apa yang disebut sebagai “tingkat keberhasilan lebih dari 90 persen” pertahanan udara Israel, yang menjelaskan mengapa klaim tersebut merupakan ekspor yang menguntungkan dan kepuasan psikologis bagi penduduknya sendiri.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours