Mengenal Amihay Eliyahu, Menteri Warisan Israel yang Menertawakan Kematian Ismail Haniyeh

Estimated read time 2 min read

TEL AVIV – Amihai Eliyahu menjadi tokoh Israel pertama yang mendapat perhatian di Iran sejak pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh.

Menteri kontroversial rezim kolonial Israel ini mengatakan dunia akan lebih baik tanpa kehadiran pemimpin Hamas.

Menteri Warisan Budaya Amichai Eliyahu mengatakan, “ini adalah cara yang tepat untuk membersihkan dunia dari kekotoran ini. Tidak ada lagi perjanjian perdamaian/penyerahan khayalan. Tidak ada lagi belas kasihan.”

“Tangan besi yang memukul mereka adalah tangan yang membawa perdamaian dan kenyamanan serta memperkuat kemampuan kita untuk berdamai dengan mereka yang menginginkan perdamaian. “Kematian Haniya membuat dunia sedikit lebih baik,” ujarnya.

Siapa Amihai Eliyahu?

Amichai Ben-Eliyahu, lahir 24 April 1979, dikenal sebagai ekstremis sayap kanan Israel. Pada tahun 2022, ia diangkat menjadi Menteri Warisan oleh Benjamin Netanyahu.

Karir politiknya dimulai ketika ia menjadi pendukung Partai Persatuan Nasional, namun kemudian ia memilih bergabung dengan Partai Otzma Yehudith, yang dikenal sebagai partai sayap kanan terbesar di Israel.

Putra Shmuel, Eliyahu, mencapai puncak karirnya pada tahun 2022 ketika ia diangkat sebagai Menteri Urusan Sejarah Israel.

Alih-alih terkenal dengan prestasinya, Eliyahu lebih terkenal dengan kontroversi-kontroversinya. Ungkapan kontroversial paling terkenal muncul pada tahun 2023, ketika ia meminta militer Israel menggunakan senjata nuklirnya untuk menghancurkan Palestina.

Pada awal tahun 2024, ia membuat pernyataan kontroversial lainnya yang menyerukan Israel untuk “menemukan cara bagi rakyat Gaza yang lebih menyakitkan daripada kematian.”

Namun tidak sampai disitu saja, Eliyahu juga mengungkapkan bahwa Ramadhan harus dibatalkan di tengah konflik Israel di Timur Tengah.

Menteri Warisan mengatakan: “Apa yang disebut bulan Ramadhan harus dihapuskan dan ketakutan kita terhadap bulan ini juga harus dihapuskan,” katanya kepada radio militer.

Belakangan, pernyataan tersebut menuai kritik dari beberapa pihak, termasuk Council on American Muslim Relations (CAIR) yang meminta Presiden Amerika Serikat Joe Biden untuk mengkritik menteri Yahudi tersebut.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours