Mengenal gejala kanker limfoma hodgkin dan faktor risiko

Estimated read time 2 min read

Jakarta (Antara) – Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Hematologi, Onkologi Medis, Dr. Dr. Andhika Rachman Sp.PD-KHOM mengatakan, mengetahui gejala kanker limfoma Hodgkin penting untuk dilakukan sebagai dasar deteksi dini kanker yang menyerang kelenjar getah bening.

Dokter praktik di RS Sipto Mangunkusumo mengatakan, gejala khas limfoma Hodgkin atau limfoma non-Hodgkin adalah demam di bawah 38 derajat selama berhari-hari, berkeringat siang atau malam saat tidur, dan penurunan berat badan 10 persen dalam 6 bulan.

“Berkeringat seringkali muncul pada siang hari, hal ini sangat umum terjadi jika udara dingin, meskipun kita menggunakan AC. Hal ini khas karena merupakan metabolisme sel kanker. Dan pasien akan terlihat lemas, kurus, kurus sekali, lalu lelah, kata Endika saat berdiskusi tentang Limfoma Hodgkin di Jakarta, Kamis.

Baca Juga: Dokter mengimbau masyarakat menghindari kontak dengan benda asing agar terhindar dari kanker darah. Baca Juga: Kenali Kanker Hodgkin untuk pengobatan yang tepat. Tidak konsisten dengan mekanisme tubuh.

Selain gejala khas berupa berkeringat, gejala kanker limfoma lainnya adalah munculnya banyak benjolan kecil di sepanjang garis pembuluh limfatik, seringkali di kedua sisi leher, di bawah lengan, atau di selangkangan.

Ia juga mengatakan, gejala benjolan ini tidak menimbulkan rasa sakit sehingga patut Anda khawatirkan. Benjolan limfoma juga berbeda dengan penyakit gondongan atau gondok karena kelenjar tiroid merupakan benjolan yang langsung berukuran lebih besar dan hanya berada di salah satu sisi leher dan menimbulkan rasa nyeri.

Limfoma juga merupakan penyakit autoimun yang menyebabkan keganasan, sehingga pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat merokok berisiko lebih tinggi terkena limfoma.

“Mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah atau memiliki penyakit autoimun berisiko terkena lupus dan limfoma, dan mereka yang merokok atau mengidap HIV memiliki risiko khusus terkena limfoma,” kata Andica.

Faktor lain yang meningkatkan risiko terkena limfoma adalah usia, yang terutama menyerang remaja berusia 15-30 tahun ke atas 60 tahun. Pada masa remaja, peluang kesembuhan sangat tinggi. Limfoma juga lebih kecil kemungkinannya untuk diturunkan dibandingkan kanker payudara, kata Andica.

Oleh karena itu, ia berpesan jika mengalami gejala seperti benjolan disertai gejala lainnya, segera periksakan ke dokter, agar tidak berlanjut ke stadium lanjut sehingga memperlama proses penyembuhan.

“Demam kanker itu kalau kita kena flu, demam, lalu berat badan turun lebih dari 10 persen, muncul benjolan. Kalau ada benjolan mending periksa, kita ke dokter dulu,” jelasnya. Baca juga: Kemenkes: Jika limfoma terdeteksi dini, 90 persen kasus limfoma juga bisa disembuhkan. Baca : Stadium limfoma berbeda dengan jenis kanker lainnya Baca juga: Limfoma Hodgkin bisa menyerang tua dan muda

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours