Mengenal Gigantopithecus, Orangutan Raksasa Inspirasi King Louie di Film The Jungle Book

Estimated read time 2 min read

KALIMANTAN TIMUR – Seekor orangutan raksasa seukuran rumah membuat heboh netizen di media sosial. Faktanya, nenek moyang orangutan dulunya berukuran sangat besar sehingga menginspirasi film The Jungle Book.

Primata raksasa yang menjadi populer di jejaring sosial ini tingginya setinggi atap rumah. Video tersebut diunggah di berbagai akun media sosial. Termasuk akun Instagram @respons_id.

Pertunjukan berdurasi 31 detik ini menampilkan orangutan di Kalimantan Timur yang ukurannya sebesar rumah manusia. Dilihat dari bantalan pipinya yang lebar, orangutan ini terlihat sudah tua.

Banyak netizen yang bertanya-tanya kenapa orangutan bisa berukuran begitu besar. Sebab normalnya orangutan dewasa hanya memiliki tinggi 1,3 meter dan berat 130 kilogram.

Kera Raksasa Purba Gigantopithecus Gigantopithecus adalah kera raksasa purba yang pernah hidup di Asia Tenggara, tumbuh hingga tinggi 3 meter dan berat lebih dari 544 kilogram.

Sisa-sisa yang ditemukan menunjukkan bahwa gigantopithecus hidup di kawasan hutan, dan kepunahannya disebabkan oleh perubahan iklim yang mengubah hutan menjadi sabana sehingga mengurangi persediaan makanan mereka.

Raja Louis, karakter dalam The Jungle Book Disney, terinspirasi oleh Gigantopithecus. Pasalnya, orangutan yang menjadi dasar karakter Raja Louis ini bukan berasal dari India, melainkan Gigantopithecus yang pernah tinggal di sana.

Misteri Bigfoot dan kepunahan Gigantopithecus

Meski Gigantopithecus sudah punah, legenda tentang primata raksasa seperti Bigfoot, Yeti, atau Sasquatch masih beredar.

Naturalis David Mizejewski mengatakan bahwa bukti fisik Gigantopithecus (selain rahang dan gigi) sangat terbatas.

Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Quaternary International menunjukkan bahwa Gigantopithecus hanya hidup di hutan dan memperoleh makanan dari habitat tersebut. Ketika iklim berubah dan hutan berubah menjadi sabana, makanan menjadi langka dan kera raksasa ini akhirnya punah.

Pelajaran Modern untuk Konservasi Kera Mižejevski mencatat bahwa nasib gigantopithecus bersifat instruktif. “Semua monyet modern terancam punah, dan alasan utamanya adalah rusaknya habitat mereka. Pada dasarnya, manusia secara drastis mengubah habitat monyet – dengan menebang hutan, membakarnya, atau mengubahnya menjadi lahan pertanian.”

Kepunahan Gigantopithecus menyoroti pentingnya melestarikan habitat alami bagi kelangsungan hidup spesies lain, termasuk kera modern, yang kini terancam punah.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours