Mengenal gunung api purba yang menjadi destinasi wisata dan penelitian

Jakarta (ANTARA) – Tahukah Anda apa itu gunung berapi tua? Gunung berapi purba mengacu pada gunung berapi yang tidak aktif atau sudah punah.

Artinya, dalam konteks geologis. Gunung tersebut tidak lagi memiliki aktivitas letusan atau aliran magma.

Istilah “tua” menunjukkan bahwa gunung tersebut dahulu pernah mengalami fase aktif, namun kini berada dalam fase dorman atau sudah tidak aktif dalam jangka waktu yang sangat lama.

Meskipun tidak aktif, gunung berapi purba masih dapat mewakili sejarah geologi yang penting dan sering menjadi subjek pariwisata dan penelitian ilmiah untuk memahami sejarah geologi dan evolusi bumi.

Berikut dua contoh gunung purba di Indonesia yang kini menjadi tempat wisata alam dan penelitian:

1. Gunung Api Purba Nglanggeran

Gunung api purba di sekitar Yogyakarta ini terletak di desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul.

Gunung api purba Nglanggeran aktif sekitar ribuan tahun yang lalu. Tepatnya sekitar 60 hingga 70 juta tahun yang lalu, namun kini dinyatakan sudah tidak aktif lagi. Gunung berapi ini berasal dari gunung berapi yang terbentuk di dasar laut.

Karena proses tertentu yang terjadi jutaan tahun yang lalu, gunung berapi ini muncul ke permukaan dan akhirnya menjadi bagian dari daratan. Bentuk gunung ini seperti sebuah batu besar dengan ketinggian sekitar 700 meter di atas permukaan laut.

2. Keldera Api Tengger

Terletak di provinsi Jawa Timur, Kaldera Pasir Tengger merupakan bagian dari gunung berapi purba di Indonesia. Kawasan ini merupakan bagian dari gunung api purba Bromo. Kaldera Tengger konon berukuran 9 x 10 km, dikelilingi tebing terjal dengan ketinggian antara 50 meter hingga 500 meter.

Sedangkan Gunung Bromo yang kita kenal sekarang muncul akibat aktivitas Gunung Bromo purba yang terjadi ribuan tahun lalu. Namun, waktu pasti terjadinya letusan Gunung Bromo Purba masih belum diketahui secara pasti.