Mengenal kista duktus koledokus, penyebab bayi lahir kuning

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Dokter bedah anak dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional, dr Cipto Mangunkusumo Jakarta dr Kshetra Rinaldhy Sp.B Subsp.Ped(K) mengatakan salah satu penyebab lahir kuning adalah cacat lahir langka pada empedu. saluran yang disebut kista saluran koledokus.

“Ini penyakit bawaan, karena merupakan pembesaran kistik pada saluran empedu,” ujarnya dalam wawancara kesehatan online dari Jakarta, Rabu.

Semua orang punya empedu, anak punya saluran empedu, pada masa pembentukan janin ada kelainan dalam perkembangannya, ini yang disebut kista koledokus,” ujarnya.

Dijelaskannya, secara fisik, seorang anak bisa lahir dengan kulit kuning pada hari ketiga setelah dilahirkan.

Dalam kondisi normal, kulit kuning pada anak bisa hilang dalam waktu seminggu dengan perawatan sinar biru atau paparan sinar matahari secara teratur.

Pada anak dengan kelainan kista koledokal, kulit kuning ini menetap hingga dua minggu setelah lahir dan disertai gejala lain seperti benjolan di perut kanan atas akibat pembesaran kista dan infeksi.

Kshetra menjelaskan, kelainan letak saluran empedu dan pankreas pada janin menyebabkan enzim pankreas masuk ke saluran empedu sehingga menimbulkan munculnya kista, benjolan berisi cairan empedu.

“Sampai saat ini kita belum mengetahui penyebabnya, sehingga belum bisa menyarankan apa yang harus dihindari atau ditambah. Oleh karena itu, lahir pada masa pembentukan janin merupakan suatu kelainan yang penting untuk diobati,” ujarnya. .

Untuk mencegah komplikasi kista setelah bayi lahir, kata Kshetra, kista saluran koledokus.

Hal tersebut dapat dideteksi sejak dini dengan melakukan pemeriksaan USG fotomaternal lebih detail sehingga dokter dapat menemukan kista pada perut bayi.

Menurutnya, pemeriksaan USG untuk mengetahui kista bisa dilakukan saat kehamilan memasuki trimester ketiga.

Setelah bayi lahir, kata dia, kista saluran koledokus dapat diobati dengan melakukan operasi laparoskopi kecil untuk mengangkat kista tersebut.

Kshetra menganjurkan agar pembedahan dilakukan saat kista masih muda untuk mencegah komplikasi seiring pertumbuhannya.

“Pembedahan jika tumornya kecil dan pasien sehat sangat mudah, pembedahan bisa dilakukan secara laparoskopi, dengan sayatan kecil kita bisa mengangkatnya,” ujarnya.

“Jika dibiarkan dalam waktu lama, kista bisa membesar dan operasinya akan sangat sulit karena tersangkut dan tidak bisa diangkat dengan bersih,” imbuhnya.

Ia mengatakan, pengangkatan kista pada anak akan meningkatkan kualitas hidup anak dan mengurangi risiko masalah lain seperti kerusakan hati di masa dewasa.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours