Mengenal Virus Oropouche yang Kini Mewabah di Brasil

Estimated read time 3 min read

dlbrw.com, JAKARTA – Dua orang meninggal dunia di Bahia, Brasil akibat penyakit demam oropouche yang kini mewabah di negara tersebut. Kedua korban, yang berusia 30-an tahun, meninggal setelah menderita penyakit mirip demam berdarah. Selain itu, mereka tidak memiliki penyakit penyerta, menurut Kementerian Kesehatan Brasil.

Pada akhir bulan Juli, Brasil telah mencatat 7.236 kasus demam oropouche di 20 negara bagian, sebagian besar terjadi di Amazonas dan Rondonia. Pada tahun 2023, Brasil mencatat sekitar 840 kasus.

Di benua Amerika, wabah penyakit virus oropouche telah terjadi, khususnya di wilayah Amazon, dalam 10 tahun terakhir. Virus ini endemik di banyak negara Amerika Selatan, baik di masyarakat pedesaan maupun perkotaan. Kebakaran kadang-kadang dilaporkan terjadi di Brazil, Bolivia, Kolombia, Ekuador, Guyana Perancis, Panama, Peru dan Trinidad dan Tobago.

Jadi apa itu virus Oropouche?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa virus oropouche (OROV) adalah penyebab demam oropouche. Oropouche umum terjadi di Amerika Latin dan Karibia. Virus ini pertama kali ditemukan di Trinidad dan Tobago pada tahun 1955.

Namun virus ini juga pernah ditemukan di Eropa. Italia melaporkan kasus oropouche pertama pada Juni 2024. Kasus ini juga merupakan kasus pertama yang ditemukan di benua Eropa. Pasien yang didiagnosis di Italia baru saja kembali dari perjalanan ke Karibia.

Penyebaran virus

Infeksi virus Oropouche ditularkan melalui gigitan nyamuk dan pengusir hama yang terinfeksi. Meskipun penyakit ini telah lama beredar di Amerika Tengah dan Selatan serta Karibia, beberapa negara telah mengalami peningkatan signifikan dalam kasus terkonfirmasi pada tahun ini.

Penyakit tersebut menyebar ke negara lain yang belum pernah ditemukan kasus demam oropouche sebelumnya. Pada 11 Juni, WHO melaporkan wabah pertama di Kuba.

“Ini adalah deteksi pertama penyakit ini di Kuba. Dengan demikian, populasinya kemungkinan besar akan sangat rentan dan ada risiko tinggi kasus tambahan terdeteksi,” tulis laporan tersebut, dilansir The Indian Express, Rabu (31/ 7/2024).

Demam oropouche disebabkan oleh virus oropouche yang biasanya ditularkan melalui gigitan nyamuk Culicoides paraensis. Hingga saat ini, belum ada bukti penularan penyakit ini dari manusia ke manusia.

Gejala dan pengobatan

Gejala penyakit ini mirip dengan demam berdarah dan biasanya muncul empat hingga delapan hari setelah tertular. Gejala muncul secara tiba-tiba, dan biasanya berupa demam, sakit kepala, nyeri, menggigil, sendi kaku, dan terkadang mual dan muntah.

Kebanyakan pasien pulih dalam waktu sekitar tujuh hari. Menurut WHO, kasus yang serius jarang terjadi. Tidak ada vaksin atau pengobatan antivirus khusus yang tersedia untuk penyakit ini.

Demam Oropouche adalah penyakit yang jarang diketahui orang, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Infectious Diseases of Poverty. Akibatnya, potensi epidemi penyakit ini dan wilayah penyebarannya masih belum tereksplorasi.

Meskipun sebagian besar kasus demam oropouche dikaitkan dengan kondisi cuaca tropis, penulis mencatat bahwa kurangnya data yang tersedia membuat kesimpulan yang tepat sulit diambil. Misalnya, beberapa wabah terjadi di luar kondisi tropis yang biasanya berhubungan dengan peristiwa penularan.

Meskipun masih banyak ketidakpastian mengenai virus ini dan bagaimana penyebarannya, para penulis juga mencatat bahwa hilangnya vegetasi dan penggundulan hutan kemungkinan besar terkait dengan wabah penyakit.

 

 

 

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours