Mengungkap Strategi Kertanagara Raja Terbesar Singasari Menyatukan Nusantara

Estimated read time 2 min read

KERAJAAN SINGARAI menjadi sebuah kerajaan besar di bawah pimpinan raja Kertanagara. Saat itu Singasari berkembang dan mampu mempelopori penyatuan nusantara.

Tak hanya itu, saat itu Kertanagara mampu menyatukan dua agama pada masa pemerintahannya, yakni aliran Siwa Hindu dan aliran Tantrayana Buddha.

Dalam kitab Pararaton, Kertanagara dikenal dengan nama Bhatara Siwa Buddha. Sedangkan di Nagarakretagama, Kertanagara yang menyatukan kedua agama tersebut diberi gelar Sri Jnanabajreswara.

Berdasarkan cerita yang tertulis dalam teks balada, Kertanagara yang menyatakan dirinya sebagai manusia tak berdosa kerap melakukan ritual keagamaannya dengan meminum minuman beralkohol.

“Satu-satunya bukti sejarah yang menunjukkan keberadaan Kertanagara dalam rangka penyatuan agama Buddha Siwa adalah patung Jina Mahakshobhya (Buddha) di Taman Apsari, Surabaya,” seperti dikutip dalam buku “13 Raja Paling Berpengaruh di Seluruh Dunia ” . Sejarah Kerajaan Jawa”.

Sebelumnya dipindahkan ke Surabaya oleh baron warga AM Th De Salis pada tahun 1817, patung yang dikenal dengan nama Jaka Dolog ini terletak di lokasi Kandang Gajah.

Ia menjadi penggagas penyatuan wilayah nusantara. Gagasan ini mulai menjadi kenyataan ketika Kertanagara berkuasa hingga melampaui Singasari pada tahun 1275 Masehi.

Untuk mendukung terwujudnya pemekaran wilayahnya, Kertanagara mengirimkan pasukan Singasari untuk menaklukkan Kerajaan Sriwijaya.

Pengiriman pasukan dari Singasari ke Sriwijaya dikenal dengan Ekspedisi Pamalayu. Selanjutnya pengaruh Kertanagara meluas hingga ke Kerajaan Champa, setelah ia berhasil menikahkan adik perempuannya dengan Raja Champa.

Upaya perluasan wilayah Kertanagara dapat dikatakan berhasil. Pada masa pemerintahannya, Singhasari mampu menguasai beberapa wilayah nusantara, misalnya Sumatera, Bakulapura (Kalimantan Barat), Sunda (Jawa Barat), Madura, Bali, dan Gurun Pasir (Maluku).

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours