Menhub: Keberlangsungan angkutan umum perkotaan perlu kolaborasi

Estimated read time 3 min read

Jakarta (ANTARA) – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menekankan pentingnya kerja sama yang baik antara pemerintah pusat dan daerah untuk keberlanjutan angkutan umum perkotaan.

“Kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah sangat penting bagi keberlanjutan angkutan umum perkotaan,” ujar Menhub saat menjadi pembicara utama dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema “Keberlanjutan angkutan umum di seluruh kota. wilayah Indonesia” di Jakarta, Selasa.

Menhub menyampaikan, pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan telah memberikan insentif kepada pemerintah kabupaten/kota di Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi (Bodetabek) dan beberapa daerah lain di Indonesia.

“Untuk mewujudkan pelayanan angkutan umum yang aman, tenteram, nyaman dan terjangkau. Melalui program pembelian layanan atau BTS,” kata Menhub.

Ia mengatakan, program tersebut harus berkelanjutan sebagai insentif, sehingga terserah kepada pemerintah kabupaten/kota untuk melanjutkan program tersebut.

Oleh karena itu, lanjut Menhub, diperlukan komitmen yang kuat dari pemerintah daerah/kota untuk melanjutkan program BTS, disertai dengan kebijakan anggaran yang berpihak pada pengembangan angkutan umum.

“Saya senang kita masih memperhatikan BTS, karena menurut saya BTS sangat penting dan mewarnai kehidupan masyarakat di perkotaan, bahkan di pedesaan,” ujarnya.

Untuk memberikan pelayanan yang baik, kata Menhub, pemerintah daerah harus mampu memahami pengelolaan angkutan umum modern.

Menhub juga mengatakan, pemerintah daerah secara operasional dapat membentuk lembaga yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan angkutan umum massal dengan menggunakan sistem BTS.

Menhub menjelaskan, sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2023 tentang Ketentuan Umum Pajak Daerah dan Pajak Daerah memberikan peluang bagi daerah untuk menambah ruang fiskal bagi pengembangan angkutan umum massal.

Sebab, jelas Menhub, peraturan pemerintah mengatur bahwa 10 persen pendapatan pajak kendaraan bisa dialokasikan untuk pengembangan angkutan umum.

Budi mencontohkan Pemkot Pekanbaru yang menerapkan PP dengan menggunakan APBD 5 persen untuk membenahi angkutan umum.

Selain itu, Provinsi Aceh, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kota Batam dan beberapa kota lainnya juga telah melaksanakan program serupa secara mandiri melalui APBD.

“Saya mengucapkan selamat kepada kota-kota yang berupaya memberikan dukungan. Kami tidak bisa melakukan ini tanpa kerja sama dari pemerintah provinsi,” kata Budi.

Selain itu, Menhub juga mengapresiasi departemen yang siap mengambil alih pengelolaan. Trans Banjarbakula di Provinsi Kalimantan Selatan merupakan layanan pertama yang diambil alih, yakni pada April 2024.

Nanti menyusul kota-kota lain seperti Bogor, Medan, dan Surabaya, kata Menhub.

Menteri Perhubungan mengakui, tidak mudah membangun layanan angkutan umum modern. Oleh karena itu, diharapkan terdapat pemahaman yang kuat akan pentingnya penyediaan transportasi umum yang aman, nyaman, dan terjangkau di Indonesia melalui program Pembelian Jasa.

“Kesadaran bahwa angkutan umum perkotaan itu sangat penting, menjadi hal yang utama bagi Pemerintah Daerah. Ini yang menjadi jangkar perubahan di kota. Kalau jangkarnya tidak bagus, maka angkutan itu tidak akan ada.” , kemudian dipikirkan, kemudian dilaksanakan dan dijaga yang sangat penting,” kata Menhub.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours