Menhub: Konversi kapal solar ke DDF turunkan emisi karbon

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mendukung proyek konversi kapal bertenaga diesel menjadi dual diesel (DDF) untuk mengurangi emisi karbon dioksida dan mengurangi ramah lingkungan.

Menteri Perhubungan pada acara pembukaan tentang peningkatan/konversi kapal eksisting menjadi kapal diesel multifuel mengatakan: Saya mengapresiasi dan mendukung PT Pertamina Hulu Mahakam yang telah mengambil inisiatif untuk mengkonversi kapal diesel ke DDF. PT Pertamina Hulu Mahakam, Balikpapan, Senin.

Menhub menilai langkah ini merupakan langkah strategis yang sejalan dengan upaya pemerintah mengurangi impor bahan bakar diesel kecepatan tinggi (HSD) dan meningkatkan penggunaan gas alam cair (LNG) yang ramah lingkungan.

DDF merupakan teknologi baru di industri kelautan yang dapat mendukung upaya penurunan emisi karbon dioksida di hulu migas, ujarnya. Teknologi ini cocok untuk semua mesin kapal dan digunakan di galangan kapal dalam negeri.

“Tujuan dari proyek konversi ini tidak hanya untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi biaya bahan bakar, tetapi juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap upaya pengurangan emisi karbon dioksida,” kata Menteri Perhubungan Jakarta.

Menhub melanjutkan, dengan bantuan teknologi DDF, emisi karbon dioksida dapat dikurangi secara signifikan, hal ini merupakan komitmen pemerintah untuk mencapai tujuan net zero emisi pada tahun 2060.

Secara keseluruhan, proyek konversi kapal berbahan bakar solar ke DDF juga menunjukkan sinergi yang kuat antara BUMN dan swasta untuk mendukung rencana pemerintah mengurangi pencemaran lingkungan, tambah Menteri Perhubungan.

“Saya berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat dan saya berharap pihak lain tidak ragu untuk mengambil inisiatif serupa sehingga menghasilkan manfaat jangka panjang,” kata Menteri Perhubungan.

Kemudian Menhub juga menyatakan agar seluruh aktivis maritim harus terlibat aktif dalam menyelesaikan permasalahan mendesak perubahan iklim akibat pemanasan global.

Dalam konteks ini, Organisasi Maritim Internasional (IMO) berkomitmen untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim dengan mengurangi emisi kapal melalui penerapan pelayaran ramah lingkungan.

Langkah selanjutnya adalah penerapan efisiensi energi yang bertujuan untuk mengurangi pencemaran lingkungan laut akibat melimpahnya konsumsi bahan bakar fosil dan mendorong penggunaan energi ramah lingkungan.

Dia mengatakan: “Pemerintah mendukung penerapan kapal hijau dengan mengeluarkan beberapa peraturan untuk mengurangi tindakan.” Beberapa di antaranya adalah keharusan menggunakan bahan bakar rendah sulfur dan keharusan menggunakan scrubber di kapal untuk membersihkan gas buang.

Selain itu, melakukan pembaharuan dan modernisasi kapal, penggunaan perangkat navigasi yang ramah lingkungan, dan mewajibkan pelaporan konsumsi bahan bakar pada seluruh kapal yang berlayar di bawah bendera Indonesia.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours